Usaha yang benar melibatkan usaha untuk melihat fenomena batin dan jasmani sebagaimana adanya. Karena seseorang berusaha untuk memperhatikan fenomena batin dan jasmani ketika mereka muncul, perhatian penuh yang benar muncul, yang membantu memusatkan pikiran dan mencapai konsentrasi yang stabil. Karena perhatian penuh yang benar muncul maka konsentrasi pandangan terang yang benar muncul. Karena pikiran terkonsentrasi dan stabil, maka munculah pikiran benar yang mengarahkan pikiran pada fenomena batin dan jasmani untuk mengetahui sifat alamiah mereka yang sebenarnya. Karena pikiran benar muncul, maka pikiran benar menuntun pada pemahaman yang mendalam tentang sifat sejati dari fenomena batin dan jasmani, yaitu untuk memahami sifat ketidakkekalan, penderitaan, dan tanpa-diri. Ini adalah pandangan benar.
Pikiran benar menuntun batin untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Meskipun istilah 'sammā-saṅkappa' biasanya diterjemahkan sebagai 'pikiran benar', istilah ini tidak mengacu pada pemikiran dalam arti umum dari istilah tersebut. Dalam meditasi, pikiran benar menuntun pikiran ke arah pemahaman akan sifat sejati dari segala sesuatu, seperti fenomena jasmani dari kekakuan dan gerak, dan pengetahuan tentang sifat alami dari pikiran. Hal ini juga membantu seseorang mengenali ketidakkekalan, penderitaan, dan sifat tanpa-diri dari semua fenomena. Pikiran benar dan pandangan benar dikenal sebagai faktor jalan pengetahuan (paññā-maggaṅga). Bersama-sama dengan tiga faktor dari jalan konsentrasi (samādhi-maggaṅa), mereka membentuk 'faktor jalan bekerja' (kāraka-maggaṅga) yang berfungsi seperti sebuah tim pekerja. Dalam meditasi pandangan terang, penting untuk mengembangkan kelima faktor tersebut secara harmonis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang realitas yang sesungguhnya. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kemajuan dalam pengetahuan pandangan terang.
The Good Guidance for Vipassanā Yogī By Ven: Mahāsī Sayādawji (Questions are created by Thārmanaykyaw Mahāgandāyon Sayādaw)