5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Pengetahuan Tentang Sifat Sejati Dari Fenomena Dan Melenyapkan Diṭṭhi (Pandangan Salah)

Chanmyay Sayadaw
Meditasi Perhatian Penuh Adalah Cara Yang Benar Untuk Memperoleh Pandangan Terang Tentang Sifat Sejati Dari Fenomena dan Melenyapkan Diṭṭhi (PandanganSalah)   

    Satipatthāna Vipassanā Bhāvanā adalah pengembangan pengetahuan pandangan terang dengan memperhatikan setiap fenomena batin dan jasmani yang paling dominan yang muncul pada saat itu. Ketika indera perhatian dan konsentrasi diperkuat dan lebih kuat lagi, seseorang dapat melihat dengan jelas sepasang proses. Misalnya, ketika seseorang memperhatikan panas, dingin, atau proses gerakan, ia menyadari bahwa ada fenomena jasmani yaitu panas dan proses mental yaitu batin yang mencatat; fenomena jasmani dingin dan proses batin yang mencatat; proses jasmani yang berupa gerakan dan proses batin yang mencatat secara berurutan. Apa yang disadari saat itu adalah proses batin yang nencatat dan fenomena yang diketahui oleh batin yang mencatat, tidak ada hal lain kecuali sepasang proses. Tentu tidak mungkin menemukan keberadaan "attā" atau jiwa.

    Ketika latihan mengalami kemajuan, seseorang dapat menyadari dari pengalaman pribadinya, proses muncul dan lenyap fenomena yang tiada henti – setiap proses pikiran yang mencatat dan fenomena yang diketahui oleh batin yang mencatat muncul dan lenyap seketika. Fenomena jasmani yang muncul pada saat ini akan lenyap seketika, tidak berpindah ke tempat lain. Fenomena batin yang muncul pada saat ini juga akan berlalu dengan segera, tidak berpindah ke tempat lain. Seseorang tidak dapat menemukan attā yang pindah dari satu tempat ke tempat lain. Jivitindriya (kemampuan hidup), fenomena jasmani juga muncul dan lenyap tanpa henti, dan itu bukan attā. Tidak ada dasar sama sekali untuk pandangan attā, karena hanya ada fenomena batin dan jasmani yang muncul (di satu tempat) dan lenyap seketika (di tempat yang sama). Dengan demikian, pandangan salah tentang atta-ditthi, sassata-diṭṭhi, yaitu pandangan salah tentang attā, diri, atau fenomena batin dan jasmani permanen yang berpindah ke kehidupan berikutnya telah ditinggalkan.

    Meskipun tidak ada yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain, potensi pematangan kamma sebelumnya memang ada di kehidupan berikutnya. Potensi ini bertemu dengan tiga kondisi kausal (sebab dan akibat):
  1. perbuatan baik dan tidak baik (kamma) yang dilakukan dalam kehidupan sebelumnya,
  2. lenyapnya fenomena batin dan jasmani di kehidupan sebelumnya, dan
  3. keinginan untuk hidup terus menerus yaitu "keinginan akan kehidupan".
Di alam duniawi, suatu makhluk terdiri dari fenomena batin dan jasmani, dan selama kehidupan belum berakhir, arus muncul dan lenyap yang tiada henti dari fenomena ini juga terus mengalir. Keberadaan kehidupan tidak bergantung pada "attā" atau jiwa apapun.

Latihan meditasi Vipassana memungkinkan seseorang untuk memantapkan kammasaka sammāditthi.


(Bersambung)

Dikutip dari buku Kamma & Rebirth oleh Chanmyay Sayadaw