5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Lima Rintangan (Panca Nivarana) Bagian 1

bhante thitaketuko

Lima Rintangan (Panca Nivarana)

Bagian 1. Kama chanda (Nafsu Keinginan)

Ada lima macam rintangan batin yang sering sekali menjadi penghalang dalam meditasi. Sebenarnya rintangan batin itu terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari. Yang pertama, ialah kama chanda, nafsu keinginan. Ini sangat sering menjegal kita dalam meditasi, baik dalam meditasi samatha maupun dalam meditasi vipassana. Kama chanda merupakan bentuk-bentuk keinginan yang disertai dengan nafsu. Apakah nafsu itu? Yang disebut nafsu adalah sesuatu kecenderungan yang mengikat menjadi ketagihan. Apakah nafsu itu bisa hilang, bisa berubah?  Sangat bisa berubah dan dapat dirubah dan nafsu itu sebenarnya berawal dari kebutuhan vital hidup kita.  Nafsu itu bisa bercokol di mata, di telinga, di hidung, di otak, di mulut atau lidah, dan bercokol di badan. Seperti telah dikatakan tadi bahwa nafsu keinginan ini sering menjadi penghambat atau merintangi kesadaran kita sewaktu kita berlatih meditasi, baik itu meditasi samatha maupun vipassana. 

Karena ketidak-sadaran, kita telah menggunakan inderia-inderia kita sedemikian rupa sehingga memperkosa diri atau kita diperkosa oleh nafsu-nafsu yang bercokol di mata, hidung, telinga dsb. Kalau kita tidak merasa kurang, nafsu itu bukanlah merupakan suatu ketagihan yang mesti dipenuhi. Kedengarannya ini sederhana, tapi cobalah kita lihat, misalnya, nafsu yang bercokol di hidung-bukannya kita tidak boleh menghirup yang wangi atau yang berbau harum, tetapi dikarenakan nafsu bilamana tidak ada bau yang mengenakkan di sekitar lalu kita menjadi gelisah. Demikian pula dengan keterikatan kita yang lain. 

Bagaimana nafsu itu terbentuk-tidak lain karena ketidak sadaran, lalu ia berkembang menjadi mengikat kita.  Ia menempel pada inderia-inderia kita. Adakalanya kita memikirkan sesuatu secara berlebih-lebihan, tidak dengan secukupnya saja. Kita mengulangi proses itu dan akhirnya kita menjadi ketagihan berpikir. Apa yang dipikirkan tidak selesai sampai di situ saja, kita tidak berpikir secukupnya saja malahan melamun dan berkhayal. Terjadilah apa yang dinamakan aktif melamun, aktif berkhayal dan tentu ini disebabkan karena tidak sadar.  Akhirnya kita bukan semata-mata aktif berpikir, malahan aktif melamun karena didorong oleh nafsu-nafsu, didorong oleh keinginan-keinginan. 

Semua keinginan yang muncul itu nanti berhubungan satu dengan lainnya. Apa yang menghubungkan? Yang menghubungkan sedikit banyak adalah aktivitas kehidupan ini, didorong oleh nafsu-nafsu yang berkembang dalam diri kita. Karena tidak sadar, kita sering sekali menodai bekerjanya inderia-inderia kita, menyisakan karat-karat  yang ditimbulkan oleh kebiasaan daripada nafsu-nafsu, dan bahkan lebih banyak menjadi perintang dalam kehidupan kita.


(Bersambung)

“Buku Catatan Meditasi Vipassana” oleh YM. Bhante Thitaketuko