5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Dhamma Harus Direalisasi Oleh Diri Sendiri

Dhamma Harus Direalisasi Oleh Diri Sendiri

Ketika meditasi Vipassana dipraktikkan secara terus-menerus dalam suatu periode waktu dan kesadaran menjadi lebih kuat, seseorang akan dapat melihat muncul dan lenyapnya fenomena. Sebagai contoh, ketika seseorang memperhatikan gerakan naik dan turunnya perut, dan mendengar suara, pikiran yang mencatat gerakan naik dan turunnya akan lenyap pada saat mendengar suara, yaitu pada saat munculnya kesadaran mendengar . Ketika seseorang penuh perhatian dan mencatatnya sebagai “mendengar, mendengar”, kesadaran mendengar akan lenyap dengan munculnya pikiran yang mencatat. Ketika pikiran yang mencatat mendengar telah berlalu, dan gerakan naik atau turun perut menjadi jelas, maka pikiran yang mencatat gerakan naik atau turunnya perut akan muncul.

Dengan cara ini, seseorang menyadari dengan pengalamannya sendiri ketika satu kesadaran telah lenyap, kesadaran lain akan muncul. Setiap kesadaran yang muncul pada saat ini adalah kesadaran baru, yang bukan merupakan kesadaran sebelumnya yang telah berlalu. Demikianlah seseorang memahami bahwa kesadaran tidaklah kekal. Tidak ada kesadaran yang satu dan sama, yang tidak tunduk pada kelenyapan. Kesadaran yang muncul pada saat ini akan mengalami kelenyapan.

Ketika seseorang mengamati lengan menekuk dan merentang perlahan, jika ia tidak melihat bentuk lengan tetapi hanya mengalami gelombang gerakan, seperti melipat dan membuka kipas; atau mengalami serangkaian gerakan membungkuk dan meregang yang terputus-putus. Pengalaman ini menunjukkan pandangan terang atas muncul dan lenyapnya fenomena jasmani sebagaimana adanya yang terjadi.

Seseorang juga dapat merenungkan muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani serta memahami sifat sejati dari ketidakkekalan. Misalnya, ketika seseorang dipuji oleh orang lain, hatinya sangat gembira, tetapi ketika dia dicemooh, dia akan merasa sedih. Ada perbedaan yang jelas antara keadaan pikiran sebelumnya dan keadaan pikiran berikutnya. Ketika kondisi batin sebelumnya telah berlalu, yang berikutnya akan muncul. Dengan demikian, fenomena pikiran tidak kekal. Pada saat yang sama, ketika seseorang dipuji, ekspresi wajahnya penuh kegembiraan, tetapi ketika seseorang dicemooh, wajahnya menunjukkan ekspresi sedih. Wajah yang menunjukkan kegembiraan pada saat sebelumnya dan pada saat berikutnya berubah dan menunjukkan ekspresi yang sedih bukanlah satu dan sama. Dengan demikian jelaslah bahwa tubuh fisik juga tidak kekal.



Dikutip dari buku Kamma & Rebirth oleh Chanmyay Sayadaw