5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Apakah Watak, Sifat, Kebiasaan Dalam Kehidupan Kita Dapat Dirubah?

BHANTE THITAKETUKO
Apakah watak, sifat, kebiasaan dalam kehidupan kita dapat dirubah?

Menurut ajaran, apa yang disebut watak, sifat kebiasaan yang bagaimanapun kerasnya, yang bagaimana pun jeleknya, semua bisa dirubah karena ia terbentuk dari sikap kita. Katakan saja kita biasanya dengan tidak sadar melakukan sesuatu, lalu dibiasakan, maka menjadilah kebiasaan. Kebiasaan yang diulang-ulangi menjadi sifat, sifat yang diulang-ulangi menjadikan watak-watak pemarah, watak penyedih,dsb. Watak apa saja bisa dirubah karena ia berasal dari pengulang-ulangan. Nah, sekarang untuk merubah kita mesti mengembangkan kesadaran (sati) lebih dahulu. Demikianlah, kesadaran itu kemudian akan berkembang menjadi bibit yang nanti mulai merubah apa yang kita katakan : nafsu, sifat, perangai, watak. Sebagai contoh, amarah muncul, atau kesedihan muncul. Apa yang perlu kita lakukan ialah hanya menyadari saja, silahkan marah itu muncul, silahkan sedih muncul, silahkan kecemasan muncul, kita hanya menyadari; kemudian kesadaran kita tidak akan terseret, tidak akan terbelenggu, tidak akan tertarik untuk melayani marah, sedih, berkhayal atau keadaan apa saja. Hanya begitu saja caranya kita melepas.   Melalui latihan-latihan lambat laun kesadaran kita akan kuat, akhirnya kesadaran itu dapat menguasai bentuk-bentuk karma yang kita bikin. Melalui pengulang-ulangan latihan, nafsu, sifat, perangai, watak yang buruk itu akan menjadi kendor kekuatannya, kebekuannya pecah, terutama akan dikalahkan oleh pengertian. Kemudian timbul kemampuan untuk bertahan pada sifat-sifat yang kita inginkan untuk menjadi orang baik, atau menjadi orang bebas, di samping itu juga kebijaksanaan (pañña) akan terus mendampingi kita. 

Tidak ada sifat atau watak yang diberikan, diturunkan oleh orang tua kita. Walaupun di dalam suatu pembahasan dikatakan bahwa memang ada pengaruh-pengaruh, bukan saja pengaruh yang datang dari orang tua tetapi juga yang berasal dari lingkungan. Itu hanya pengaruh, dan mereka tidak memberikan sifat. Sifat-sifat itu dibentuk oleh diri kita sendiri. Awalnya, kita memperoleh pengaruh dari kekuatan sewaktu kita masih terbungkus dalam perut ibu. Pengaruh itu dekat sekali dengan Bapak dan Ibu, tetapi sesungguhnya bibit itu telah ada dalam diri kita. 


(Bersambung)

“Buku Catatan Meditasi Vipassana” oleh YM. Bhante Thitaketuko