5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Haruskah Selalu Mengatakan Kebenaran?

Haruskah Selalu Mengatakan Kebenaran?


Apakah kita harus selalu mengatakan kebenaran?

Seorang umat Buddha yang baik hendaknya tidak pernah secara sengaja berbohong. Tetapi, ini bukan berarti seseorang harus selalu mengatakan kebenaran. Seorang dapat berlatih keterampilan saat mengucapkan kebenaran. Pada jaman Sang Buddha, hiduplah seorang algojo bernama Tambadathika yang telah menghukum mati para pencuri selama 55 tahun. Setelah pensiun, suatu hari ketika sedang mendengarkan ceramah Dhamma dari Bhante Sariputta, ia merasa menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya dan tidak mampu menyimak ceramah itu lagi. Ketika Bhante Sariputta mengetahui hal ini, Beliau bertanya apakah Tambadathika menghukum mati para pencuri itu atas keinginannya sendiri atau karena menjalankan perintah raja. Saat Tambadathika menjawab bahwa hal itu dilakukan atas perintah raja, Bhante Sariputta bertanya lagi, apakah dengan demikian perbuatan itu menjadi akusala. Ketika pertanyaan ini diajukan, Tambadathika merasa sedikit lega dan mampu kembali menyimak ceramah Dhamma serta berlatih vipassana. Kenyataannya di sini adalah Tambadathika telah menimbun begitu banyak akusala (perbuatan buruk), meskipun ia hanya menjalankan perintah raja. Namun, alih-alih membuatnya merasa bersalah, Bhante Sariputta menunjukkan keterampilannya dalam berbicara dengan menimbang kedamaian batin Tambadathika. (Dhammapada Atthakatha I, 407)

--

Dikutip dari Prasyarat dalam Pencapaian Pembebasan, Tharmanaykyaw Sayadaw