5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Realisasi Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berunsur Delapan

pagoda

Realisasi Kebenaran Mulia

Jika seorang meditator melewati seluruh tahapan pandangan terang pengetahuan tentang proses batin dan jasmani satu demi satu.

Setelah tahap terakhir dicapai, ia telah mencapai pencerahan jalan pertama, sotāpatti- maggā . Pada saat mencapai jalan pertama, meditator merealisasi Empat Kebenaran Mulia:

1. Dukkha-saccā—Kebenaran tentang Penderitaan
2. Samudaya-saccā—Kebenaran tentang Penyebab Penderitaan
3. Nirodha-saccā—Kebenaran tentang Lenyapnya Penderitaan
4. Magga-saccā—Kebenaran tentang Jalan Menuju Lenyapnya Penderitaan

Ketika dia menyadari fenomena batin dan jasmani yang terus berubah, itu berarti dia telah menyadari kebenaran tentang Dukkha. Sebagai hasilnya, kemelekatan, yang merupakan penyebab penderitaan, dilenyapkan dan meditator telah mencapai tahap di mana lenyapnya penderitaan.

Jalan Mulia Berunsur Delapan

Pada saat itu, ia telah sepenuhnya mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan:

1. Samma-ditthi—pemahaman yang benar
2. Samma-sankappā—pemikiran benar
3. Samma-vāca —ucapan benar
4. Samma-kammantā—perbuatan benar
5. Samma-ājıva—penghidupan benar
6. Samma-vāyama —usaha yang benar
7. Samma-sāti—perhatian benar
8. Samma-samādhi —konsentrasi benar

Dari saat Dia dapat mengkonsentrasikan pikirannya secara luas pada objek meditasi, yaitu proses batin-jasmani, dia mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan (meskipun tidak sepenuhnya).
Bagaimana? Ketika Dia memusatkan pikiran pada gerakan kaki, Dia harus melakukan usaha mental; usaha mental itu adalah “usaha yang benar”(samma-vāyama). Karena usaha mental itu, Dia bisa memfokuskan pikirannya sehingga Dia dapat berperhatian penuh terhadap gerakan kaki. Perhatian itu adalah “perhatian benar” (samma-satı) karena itu menuntunnya pada pemahaman yang benar tentang proses batin dan jasmani. Saat pikirannya terfokus pada gerakan kaki tersebut, ia terkonsentrasi padanya sesaat, tetapi ketika konsentrasi menjadi terus menerus dan konstan, lebih kuat dan lebih dalam, konsentrasi itu adalah “konsentrasi benar” (samma-samādhi). Di dalam awal latihan, wajar jika pikiran mengembara. Betapapun besarnya usaha yang dilakukan seorang meditator, pada awalnya pikiran tidak selalu pada gerakan kaki. Kemudian, salah satu kondisi mental yang muncul bersamaan dengan perhatian penuh pada gerakan kaki yang mengarahkan pikiran pada objek meditasi, yaitu, gerakan kaki, keadaan mental tersebut yang mengarahkan pikiran terhadap objek meditasi adalah merupakan “pikiran benar” (samma-sankappā). Ciri “pikiran benar” adalah pengarahan pikiran ke objek meditasi. Dengan cara ini, pikiran menjadi terkonsentrasi dengan baik pada objek meditasi, yaitu gerakan kaki. Kemudian, ia menembus ke dalam sifat sebenarnya dari proses gerakan, mengetahuinya sebagai proses alami. Mengetahui atau memahaminya sebagai proses alami adalah “pemahaman benar” (samma-ditthi). Demikianlah kita telah mengembangkan lima faktor mental dari Jalan Mulia Berunsur Delapan ketika kita memperhatikan pergerakan kaki. Ini adalah:

1. Samma-vāyama —usaha yang benar
2. Samma-sātı—perhatian benar
3. Samma-samādhi  —konsentrasi benar
4. Samma-sankappā—pemikiran benar
5. Samma-ditthi—pemahaman yang benar

Kelima faktor mental ini termasuk dalam perhatian terhadap proses batin dan jasmani sebagaimana adanya. Ketika sedang meditasi perhatian penuh, kita menghindari ucapan salah, perbuatan salah, dan penghidupan yang salah. Menjauhkan diri dari ucapan salah berarti “ucapan benar” (samma-vāca ); pantang melakukan perbuatan salah berarti “perbuatan benar” (samma-kammantā); menghindari penghidupan salah berarti “penghidupan benar” (samma-ājıva). Jadi kita memiliki delapan faktor mental dari Jalan Mulia Beruas Delapan ketika kita sedang berperhatian penuh terhadap proses batin atau jasmani apa pun. Saat kita mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan, kita dapat menghilangkan pandangan salah (sakkāya-ditthi atau atta-ditthi) melalui kekuatan pemahaman benar (samma-ditthi), salah satu faktor dari Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jadi, ketika seorang meditator memasuki Jalan Pertama, Sotāpatti-Maggā, dia telah sepenuhnya mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan, Maggā-Saccā, jalan menuju lenyapnya penderitaan. Beginilah cara Dia memahami Empat Kebenaran Mulia dengan cara mengembangkan perhatian penuh terhadap proses batin dan jasmani dalam sifat aslinya.


Dikutip dari buku Vipassanā Meditation Lectures on Insight Meditation oleh Chanmyay Sayadaw.