5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Mettā Bhavanā - Meruntuhkan Rintangan

Meruntuhkan Rintangan

Meruntuhkan Rintangan-Rintangan

Tetapi jika bhikkhu ini tidak puas hanya dengan itu saja dan ingin meruntuhkan rintangan-rintangannya, maka selanjutnya, ia harus mengembangkan cinta kasih kepada seorang teman yang sangat dikasihi, kemudian kepada orang yang netral sebagai teman yang sangat dikasihi, kemudian kepada seorang musuh sebagai orang yang netral. Dan ketika ia melakukan hal itu, ia harus membuat batinnya menjadi lunak dan lentur dalam setiap tahapan sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya.[3]

Kemudian, ia harus meruntuhkan rintangan-rintangan dengan mempraktikkan cinta kasih berulang-ulang, mencapai kondisi mental yang tidak berpihak pada empat macam orang, yakni dirinya sendiri, orang yang dikasihi, orang yang netral, dan seorang musuh.

Karakteristiknya adalah sebagai berikut: misalkan orang ini sedang duduk di suatu tempat bersama dengan orang yang dikasihi, orang yang netral, dan seorang musuh, dan ia sendiri adalah orang ke empat; kemudian datanglah para perampok dan berkata,"Serahkan seorang bhikkhu pada kami!", dan ketika ditanya, "Mengapa?", mereka menjawab, "Supaya kami dapat membunuhnya dan menggunakan darah dari tenggorokannya sebagai kurban".
Maka, jika bhikkhu tersebut berpikir, "Biarlah mereka mengambil orang ini, atau orang yang itu", maka ia belumlah meruntuhkan rintangan-rintangannya.
Demikian pula jika ia berpikir,"Biarlah mereka menangkap saya asal jangan tiga orang ini", maka ia juga belum meruntuhkan rintangan-rintangannya. Mengapa? Karena ia memilih mencelakakan dirinya sendiri dan hanya mengharapkan kesejahteraan orang lain. Tetapi, ketika ia tidak menemukan seorang pun di antara keempat orang itu untuk diserahkan pada para perampok dan ia mengarahkan batinnya tanpa memihak kepada dirinya sendiri dan kepada ketiga orang itu, barulah berarti ia telah meruntuhkan rintangan-rintangan itu.[4]

Pengembangan Bebas Meditasi Mettā

Visudhimagga, dalam paragraf di atas, menjelaskan bagaimana cara meruntuhkan rintangan-rintangan (simasambheda), tetapi setiap pemeditasi dapat mempraktikkan meditasi mettā hanya untuk memperoleh rasa cinta kasih dalam dirinya tanpa harus meruntuhkan rintangan-rintangan tersebut. Ia tidak perlu mengikuti urutan pengembangan yang disebutkan dalam Visudhimagga.

Jadi, pertama-tama, ia mengembangkan mettā terhadap dirinya sendiri. Setelah ia merasakan perasaan mettā dalam dirinya sendiri, ia hendaknya mengembangkan mettā kepada gurunya, pembimbingnya atau orang lain yang setara yang diberkahi dengan sîla, samadhi, dan pañña. Setelah itu ia dapat mengembangkan mettā kepada siapa saja yang telah ia pilih sebagai objek meditasi. Dengan cara ini ia dapat mengembangkan mettā terhadap satu demi satu orang atau semua makhluk di alam semesta.

Semoga semua makhluk mengembangkan mettā dan menjadi bahagia, damai, dan bebas dari segala macam penderitaan.

Tentang Chanmyay Sayadaw

Yang Mulia Chanmyay Sayadaw U Janakabhivamsa, dilahirkan pada tanggal 24 Juli 1928, adalah seorang bhikkhu Buddha Theravada dari Myanmar.

Chanmyay Sayadaw

Beliau dilahirkan di desa Pyinma, Kotapraja Taungdwingyi, Burma Inggris, pada hari Selasa, 24 Juli 1928. Orang tuanya bernama U Phyu Min dan Daw Shwe Yee. Beliau mulai mempelajari kitab suci Buddha pada usia lima belas tahun sebagai seorang samanera. Beliau menerima penahbisan Upasampada penuh pada tahun 1947 dan meneruskan pendidikan tingkat lanjut kitab suci Buddha. Beliau berlatih meditasi Vipassana di bawah bimbingan Yang Mulia Mahasi Sayadaw dari tahun 1953 hingga 1954. Beliau kemudian diundang oleh Organisasi Buddha Sasana Negara untuk menjadi penyunting kitab suci Buddha dalam bahasa Pali untuk membacakan kitab suci Buddha pada Konsili Buddhis Keenam di Myanmar.

Sejak tahun 1957, Sayadaw menetap selama enam tahun di Colombo, Sri Lanka, untuk melanjutkan pendidikannya dalam bahasa Inggris, Sansekerta, Hindi, dan Sinhala. Beliau kembali ke Myanmar pada bulan Juni 1963. Atas undangan dari Organisasi Buddha Sasana Negara, beliau menetap di Kaba-Aye di mana beliau menyunting penerbitan teks-teks Pali.

Pada tahun 1967, beliau ditunjuk oleh Yang Mulia Mahasi Sayadaw sebagai guru meditasi di Mahasi Sasana Yeiktha, Yangon. Pada tahun 1977, Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menetap di Pusat Meditasi Chanmyay Yeiktha yang disumbangkan kepadanya oleh beberapa umat dan menjadi kepala biara di pusat tersebut. Sejak saat itu, beliau dikenal sebagai Chanmyay Sayadaw.

Pada tahun 1979-1980, Chanmyay Sayadaw mendampingi kunjungan Dhamma Yang Mulia Mahasi Sayadaw ke Eropa dan Amerika Serikat. Beliau telah menjalankan berbagai kunjungan Dhamma ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Kemudian, pada bulan Juli 2015, pada usia 87 tahun, beliau mengunjungi Inggris, Irlandia, dan Kanada untuk memberikan ceramah Dhamma.


TAMAT

--

Diterjemahkan dari Mettā-Bhāvanā oleh Y.M. Chanmyay Sayadaw


[3] Jalan Pemurnian, bab 9, paragraf. 12.
[4] Jalan Pemurnian, bab 9, paragraf. 40-41.
 
Dalam seri ini, Metta-Bhavana, oleh Chanmyay Sayadaw:
  1. Metta dan Tanha
  2. Manfaat Meditasi Cinta Kasih (Metta)
  3. Praktik Meditasi Metta
  4. Dua Jenis Meditasi Metta
  5. Tentang Berbagai Objek Metta
  6. Metta Bhavana - Meruntuhkan Rintangan

Lihat juga: