5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Manfaat Meditasi Cinta Kasih (Mettā)

Manfaat Meditasi Cinta Kasih (Mettā)

Sebelas Manfaat Mettā Bhavana dan Kisah Seorang Bhikkhu Muda

Sebelas Manfaat Mettā

Dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha yang mahatahu menjelaskan sebelas manfaat mettā sebagai berikut:
  1. Praktisi meditasi mettā tidur dengan nyenyak.
  2. Ia bangun dengan bahagia, dengan perasaan segar.
  3. Ia memperoleh mimpi-mimpi yang baik.
  4. Ia disayangi manusia.
  5. Ia disayangi oleh makhluk-makhluk lain seperti para dewa.
  6. Ia dilindungi para dewa.
  7. Ia tidak terluka oleh senjata, racun, dan api.
  8. Batinnya mudah terkonsentrasi.
  9. Ekspresi wajahnya tenang, jernih, tenteram, dan damai.
  10. Pada saat kematian, ia meninggal dengan damai tanpa kekacauan.
  11. Ketika ia telah meninggal dunia, ia terlahir kembali di antara para Brahma.

Kisah Seorang Bhikkhu Muda

Dalam komentar Visuddhimagga, kita menemukan kisah seorang bhikkhu muda yang mempraktikkan meditasi mettā. Pada jaman dahulu di Sri Lanka, hiduplah seorang bhikkhu muda bernama Visakha yang mempraktikkan mettā-bhavana dan vipassanā-bhavana. Ia memiliki kebiasaan menetap di suatu tempat selama empat bulan, tidak pernah lebih lama dari itu. Dengan demikian ia selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Pada suatu waktu ia tinggal di Vihara Cittalapabbata, dan secara intensif berlatih meditasi selama di sana. Setelah tinggal di sana selama empat bulan, ia bermaksud meninggalkan Cittalapabbata dan pergi ke tempat lain. Pada malam terakhir, ia sedang berlatih meditasi mettā sambil berjalan, tiba-tiba ia mendengar suara tangisan. Ia mencari orang yang menangis itu, tetapi tidak berhasil menemukannya.
Ia pun bertanya, "Siapa yang menangis?"
Terdengar jawaban, "Yang Mulia, saya adalah dewa yang tinggal di pohon ini".
Visakha bertanya, "Mengapa engkau menangis?"
Dewa itu menjawab, "Yang Mulia, besok Anda akan meninggalkan tempat ini, jadi saya menangis".
Kemudian Visakha berkata, "Kepergian saya tidak ada hubungannya denganmu".
Dewa berkata, "Yang Mulia, sebelum Anda datang dan tinggal di sini, beberapa dewa di hutan ini sering kali berselisih dan bertengkar satu sama lain. Kami merasa sangat tidak bahagia menetap di sini. Tidak ada kerukunan dan kedamaian di sini. Ketika Anda datang dan tinggal di sini, semua dewa di sini tidak lagi berselisih dan bertengkar. Semua dewa saling menyayangi satu sama lain. Kami bisa hidup dengan bahagia karena mettā Anda. Sekarang Anda akan pergi. Para dewa akan kembali berselisih dan bertengkar. Maka kami tidak akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan lagi. Jadi, Yang Mulia, saya mohon agar Anda tidak meninggalkan tempat ini".

Yang Mulia Visakha, seorang praktisi mettā yang terampil, dengan mempertimbangkan kesejahteraan para dewa yang tinggal di sana, memutuskan untuk tidak meninggalkan Cittalapabbata dan tetap tinggal di sana. Jadi, para dewa tetap saling menyayangi satu sama lain dan hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan.

Kisah bhikkhu muda ini dipaparkan dalam Visuddhimagga untuk menunjukkan beberapa manfaat dari meditasi mettā.

(Bersambung - Praktik Meditasi Mettā)

--

Diterjemahkan dari Mettā-Bhāvanā oleh Y.M. Chanmyay Sayadaw


Dalam seri ini, Metta-Bhavana, oleh Chanmyay Sayadaw:
  1. Metta dan Tanha
  2. Manfaat Meditasi Cinta Kasih (Metta)
  3. Praktik Meditasi Metta
  4. Dua Jenis Meditasi Metta
  5. Tentang Berbagai Objek Metta
  6. Metta Bhavana - Meruntuhkan Rintangan

Lihat juga: