5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Kisah- Kisah Tentang Kelahiran Kembali (Bagian 2)

girl
Kisah- Kisah Tentang Kelahiran Kembali 

Kasus Seorang Anak di Brasil

Dr. Ian Steven, seorang profesor bedah jantung dan psikologi di Universitas Virginia, AS, telah mengunjungi banyak negara, termasuk Myanmar, dan melakukan penelitian tentang berbagai kasus reinkarnasi. Dia telah menulis sebuah buku berjudul, "Twenty Cases Sugestive of Reincarnation". Di antara berbagai kasus reinkarnasi, kasus yang paling signifikan adalah tentang seorang anak laki-laki, Paulo dari Brazil, Amerika Selatan. Ia lahir pada tanggal 3 Februari 1923. Pada usia empat tahun, tanpa belajar dari guru, ia mengetahui bagaimana menggunakan mesin jahit untuk menjahit dan terampil menyulam.

Seseorang harus melalui proses belajar agar dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan. Adalah tidak sesuai dengan Hukum Sebab Akibat jika seseorang memperoleh keterampilan tanpa belajar dari seorang guru, tapi dari seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang tidak pernah belajar keterampilan menjahit dan menyulam dalam kehidupan sekarang. Seseorang dapat membuat kesimpulan bahwa dia pasti telah mempelajarinya sebelum dia dilahirkan dalam kehidupan ini. Dengan kata lain, dia adalah manusia sebelum dia terlahir kembali, jadi tidak diragukan lagi bahwa ada kehidupan sebelumnya. Jika ada kehidupan sebelumnya, maka kehidupan sekarang ini, tidak diragukan lagi, adalah merupakan "kehidupan setelah kehidupan sebelumnya", kehidupan berikutnya dari kehidupan sebelumnya.

Berdasarkan sebuah penelitian, terbukti bahwa Paulo di kehidupan sebelumnya adalah anak perempuan, anak kedua dari orang tuanya di kehidupan sekarang. Namanya Emilia yang sangat jeli dan terampil menjahit. Dia meninggal pada usia 19 tahun, tetapi lahir kembali di keluarga yang sama sebagai laki-laki. Namun mantan Emilia yang kini akrab disapa Paulo itu tak melupakan kepiawaiannya dalam menjahit.

Maung Tun Kyaing - seorang anak laki-laki di Myanmar

Di Myanmar, sebelum Perang Dunia II, ada seorang anak laki-laki bernama Maung Tun Kyaing, Dia tinggal di sebuah pulau kecil, dekat pelabuhan Sungai Irrawaddy. Pada usia tiga tahun, dia bisa melafalkan Tipitaka. Kemampuan bawaannya belum banyak diketahui orang saat itu karena fasilitas komunikasi pada masa itu belum berkembang.

Memudarnya kemampuan bawaan seiring bertambahnya usia

Kelahiran anak ajaib bukanlah hanya suatu kepercayaan, tetapi sebagian besar kasus telah terbukti. Mengapa mereka tidak melupakan apa yang telah mereka pelajari di kehidupan sebelumnya dan menunjukkan kemampuan luar biasa mereka di masa kanak-kanak?

Ada 2 alasan:

1. Dalam kehidupan sebelumnya (sebagai manusia) mereka sangat tertarik pada yang mereka pelajari dan tersimpan dengan baik di dalam ingatan mereka; dan

2. Kelahiran kembali tidak terjadi di alam lain seperti hantu kelaparan atau hewan jadi setelah meninggal dunia segera terlahir kembali di alam manusia.

Tetapi jika mereka tidak terus belajar (yang telah mereka kuasai di kehidupan sebelumnya), ketika mereka tumbuh dewasa, atau mereka telah kehilangan minat terhadapnya, atau karena matangnya kamma penghalang, maka kemampuan bawaan mereka akan berkurang dan pada akhirnya akan hilang. Anak ajaib di Brasil, Paulo, akhirnya kehilangan minat dan tidak lagi terampil menjahit. Tapi Beethoven & Mozart terus belajar dan mencapai prestasi terbesar untuk menjadi musisi besar dunia. Nama mereka tak terhapuskan dalam sejarah.

Kasus-kasus ini telah mengungkapkan dengan jelas bahwa ada kehidupan lampau, ada kelahiran kembali dalam kehidupan lain setelah meninggal dari kehidupan ini, dan memang, ada banyak siklus kelahiran dan kematian dalam berbagai kehidupan. Ada tindakan kamma yang dilakukan di kehidupan lampau yang menimbulkan akibat di kehidupan ini. Perbuatan kamma bajik dan tidak bajik yang dilakukan dalam kehidupan ini, masing-masing akibatnya yang menyenangkan dan tidak menyenangkan akan dialami di kehidupan berikutnya dan/atau kehidupan mendatang. Tidak ada keraguan dalam kebenaran Hukum Sebab Akibat.




Dikutip dari buku Kamma & Rebirth oleh Chanmyay Sayadaw