5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Hukum Alam Sebab Akibat

Chanmyay Sayadaw


Hukum Alam Sebab Akibat

Tindakan yg berkehendak mengakibatkan hasil merupakan hukum sebab akibat yang tidak terbantahkan. Bukan dalam kuasa Buddha atau pencipta untuk mengatur hukum ini. Dalam kehidupan makhluk, ada aliran fenomena batin dan jasmani yang konstan dan terus-menerus selama ada kondisi sebab akibat. Dewasa ini, kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan-kemajuan yang dilakukan manusia dalam berbagai bidang seperti sains, seni dan sebagainya semata-mata karena hukum sebab akibat yang dimana merupakan hasil akumulasi dari pengalaman. Namun hanya ditemukan dalam ajaran Buddha tentang kebenaran Nibbana yang merupakan Dhamma Adiduniawi. Kebenaran mutlak yang berada di luar jangkauan hukum sebab akibat dan sifat alami dari muncul dan lenyap.

Nibbana bukanlah penyebab dari apa pun, 

Bukan karena kondisi apa pun, 

Secara alami, Nibbana haruslah dialami.

Kamma dan akibatnya dialami pada waktu yang berbeda. 

Karena kehendak, kamma ucapan dan jasmani dilakukan. Dan karena perbuatan ucapan dan jasmani yang  berkehendak ini, seseorang akan mengalami akibatnya di masa depan. Jadi, ada perbuatan berkehendak yang membuahkan hasil secara langsung, ada perbuatan berkehendak yang membuahkan hasil dalam waktu dekat, ada perbuatan berkehendak yang membuahkan hasil jauh di masa depan.

Sebagai contoh, seseorang tidak pernah mempraktikkan bentuk dana apa pun, tidak juga menjalankan sila, tidak pernah mempraktikkan meditasi Samatha dan Vipassana dalam hidupnya, tetapi melakukan perbuatan buruk mencuri dan menipu. Pada saat menjelang kematian, ia merasa menyesal, dan memberikan dana kepada Sangha dan meninggal dengan tersenyum. Pahala seperti memberi hormat kepada Sangha tidak akan sia-sia setelah meninggalnya di kehidupan ini. Ini menjadi penyebab langsung untuk terlahir dengan nama dan rupa baru, menikmati akibat baik dari perbuatan sebelumnya. Hal ini karena, sesuai dengan Hukum Sebab Akibat, karena rasa keterdesakan religius menjelang kematian membangkitkan kekuatan niat yang kuat untuk melakukan kebaikan. Jika tidak ada kamma yang menghalangi, keberhasilan perbuatan baik bertahan hingga munculnya kesadaran yang terakhir. Kemudian, fenomena batin dan jasmani dari kehidupan ini berakhir dan meninggal. Karena kekuatan jasa baik yang kuat, memunculkan fenomena batin dan jasmani yang baru. Kemunculan mereka tidak lain adalah karena kamma yang dilakukan dengan fenomena batin dan jasmani yang lama, mereka bukan kelanjutan dari fenomena batin dan jasmani yang lama, dan bukan bagian dari kehidupan lampau. Dengan demikian, munculnya fenomena batin dan jasmani yang baru ini adalah penyebab awal dari kehidupan sekarang.


(Lihat Bagian Sebelumnya)

(Bersambung)

--

Dikutip dari buku Kamma & Rebirth oleh Chanmyay Sayadaw