5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Usaha, Perhatian Penuh, dan Konsentrasi (2C)

Usaha, Perhatian Penuh, dan Konsentrasi (2)

Usaha (vīriya), perhatian penuh (sati), dan konsentrasi (samādhi) - Bagian 2C

10. Apakah perwujudan dari vīriyasambojjhaṅga?

Vīriya terwujud dalam batin seorang yogi sebagai sikap pantang menyerah. Sangat jelas bagi seorang yogi bahwa vīriya memiliki sifat keteguhan, sifat yang pantang mundur. Dengan setiap pencatatan, hal ini menjadi jelas bagi yogi. Ini disebut vīriyasambojjhaṅga.

11. Kapankah vīriyasambojjhaṅga mulai muncul?

Vīriyasambojjhaṅga mulai muncul dari pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyap (udayabbayañāṇa).
Selama tahap-tahap awal pandangan terang, vīriya sudah ada. Sebelum seseorang berlatih meditasi, vīriya juga sudah ada. Dengan setiap pencatatan, vīriya selalu ada. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dihitung sebagai faktor pencerahan (bojjhaṅga). Kitab-kitab komentar menganggap vīriya sebagai salah satu faktor pencerahan hanya dimulai dari udayabbayañāṇa.

Mengapa demikian?
Ini dikarenakan seorang yogi mengetahui Empat Kebenaran Mulia dengan baik hanya dari tahap ini. Oleh karena itu, faktor seseorang yang mengetahui Empat Kebenaran Mulia disebut "bojjhaṅga". Dimulai dari udayabbayañāṇa, dengan setiap pengamatan, vīriya merupakan salah satu penyebab untuk menjadi seseorang yang mengetahui Empat Kebenaran Mulia. Vīriya termasuk salah satu faktor yang diperlukan untuk mengetahui Empat Kebenaran Mulia. Oleh sebab itu, vīriya disebut sebagai faktor pencerahan (bojjhaṅga).

12. Apakah penyebab munculnya vīriyasambojjhaṅga?

Ada juga sebab-sebab munculnya vīriyasambojjhaṅga, yaitu: usaha awal (ārambhadhātu), usaha yang meningkat atau usaha yang berkembang (nikkamadhātu), dan usaha yang memuncak (parakkamadhātu).

"Ārambhatha, nikkamatha, yuñjatha buddhasāsane."

Buddhasāsane - Dalam ajaran Buddha;
ārambhatha - di awal, kerahkanlah usaha!
Sang Buddha memberikan nasihat ini pada orang-orang yang belum berlatih meditasi untuk mulai berlatih.

13. Apakah arti dari "Nikkamatha - mengerahkan usaha untuk terbebas dari belenggu kemalasan, untuk melepaskan diri darinya?"

Nikkamatha - Mengerahkan usaha untuk terbebas dari belenggu kemalasan, untuk melepaskan diri darinya.
Ini berarti: ketika tahap awal latihan belum diselesaikan, berusahalah tanpa kemalasan, untuk tetap bersemangat dalam mencatat secara terus-menerus, sehingga pengamatan menjadi kuat. Pada awal latihan meditasi, rasa dhamma belumlah muncul. Oleh karena itu, seseorang belum antusias. Jika pencatatan tidak mengalami kemajuan setelah beberapa waktu, seseorang cenderung menjadi malas. Keinginan untuk meninggalkan pusat meditasi juga cenderung muncul. Ia harus berlatih agar terbebas dari kondisi-kondisi mental ini.

Pada awal latihan, terkadang kemalasan yang mendominasi, terkadang usaha yang mendominasi. Ketika seseorang merasa malas atau bosan, hal ini berlangsung selama beberapa waktu. Semakin banyak seseorang mencatat, semakin banyak pula ia mampu mencatat. Ketika seseorang memperoleh kemajuan, ia akan merasa senang untuk beberapa waktu. Terkadang seseorang menjadi bosan. Ketika mencatat, kondisi-kondisi mental ini cenderung muncul. Seseorang harus mencatat kondisi-kondisi naik dan turun ini. Ia harus berlatih agar terbebas dari kemalasan dan kondisi-kondisi mental lainnya yang bukan merupakan latihan yang baik. Ini disebut nikkamatha.
Pencatatan yang bebas dari kemalasan akan berkembang menjadi baik dimulai dari udayabbayañāṇa. Ketika pencatatan menjadi baik, apakah itu sudah cukup? Itu belumlah cukup. Nikkamatha - Teruslah kerahkan usaha secara meningkat.

14. Apakah arti dari "Yuñjatha - Selalu berusaha terus-menerus sampai tujuan yang diinginkan tercapai"?

Yuñjatha - Selalu berusaha terus-menerus sampai tujuan yang diinginkan tercapai.
Ini berarti: Ketika pencatatan menjadi baik setelah seseorang terbebas dari belenggu kemalasan, janganlah terlena. Kerahkan usaha terus-menerus agar dapat mencapai tujuan akhir, sehingga seseorang mencapai jalan mulia (ariyā magga) dan buah (phala).

Ārambhatha - Mengerahkan usaha di awal;
Nikkamatha - Mengerahkan usaha agar terbebas dari belenggu kemalasan dan kekotoran-kekotoran batin lainnya;
Parakkamatha - mengerahkan usaha secara terus-menerus untuk mencapai tujuan, sehingga seseorang mencapai jalan mulia, buah, dan nibbāna.



Karena keterbatasan waktu, saya akan menghentikan ceramah Dhamma di sini. Sebelum mengakhiri ceramah Dhamma kali ini, marilah kita mengulang kembali tiga hal penting yang perlu diingat dari YM. Mahāsi Sayadaw yang telah disampaikan di awal ceramah.

1. Orang yang tidak berlatih meditasi akan senantiasa tidak memiliki faktor pencerahan dari usaha. Akan tetapi, mereka memiliki usaha-usaha yang bersifat duniawi. Ada orang-orang yang mahir dalam mengerahkan usaha dalam bidang ekonomi, dan juga dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Namun, dalam bidang meditasi, mereka tidak mahir dalam mengerahkan usaha. Ada yang beranggapan bahwa jika orang-orang yang mahir mengerahkan usaha dalam urusan duniawi mulai berlatih meditasi, maka mereka dapat dengan mudah mendapatkan kemajuan. Tetapi tentu saja tidak demikian halnya, jelaslah tidak demikian.

2. Keyakinan (saddhā), keinginan/kemauan baik (chanda) dan usaha (vīriya), ketiga hal ini bekerja bersama-sama layaknya sebuah tripod. Jika seseorang dipenuhi dengan keyakinan, dan juga memiliki niat yang kuat untuk berlatih, dan juga mengerahkan usaha yang keras dan berlatih terus-menerus dengan sangat tekun, maka perhatian penuh (sati), konsentrasi (samādhi) dan kebijaksanaan (pañña) pasti akan tumbuh.

3. Kapankah vīriyasambojjhaṅga, faktor pencerahan dari usaha, mulai tumbuh? Ia mulai tumbuh dari pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyap (udayabbayañāṇa). Selama tahap-tahap awal pandangan terang, vīriya sudah ada. Sebelum seseorang berlatih meditasi, vīriya juga sudah ada. Dalam setiap pencatatan, vīriya selalu ada. Akan tetapi, vīriya tersebut tidak dapat dihitung sebagai faktor pencerahan (bojjhaṅga). Kitab komentar menganggap vīriya termasuk salah satu faktor pencerahan hanya dimulai sejak udayabbayañāṇa. Mengapa demikian? Ini dikarenakan seorang yogi memahami Empat Kebenaran Mulia dengan baik hanya mulai dari tingkatan ini.

Semoga Anda semua bahagia, sehat, bebas dari segala bahaya dan segala penyakit, dan mencapai Nibbāna secepatnya.


TAMAT

(Lihat Bagian 2A di sini)



Diterjemahkan dari ceramah Tharmanaykyaw Sayadaw, Usaha (Vīriya), Perhatian Penuh (Sati), dan Konsentrasi (Samādhi) (Bagian 2), 19 Desember 2021.