5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Meditasi Berdiri dalam Vipassana Bhavana

Meditasi Berdiri dalam Vipassana


Meditasi Berdiri

Sebelum melakukan meditasi jalan, pertama-tama, kita menyadari posisi berdiri. Posisi berdiri merupakan persiapan yang baik untuk mengarahkan kesadaran ke bagian kaki. Ketika berdiri, hiruplah napas dalam-dalam dan rileks. Bersikap rileks merupakan salah satu langkah untuk menumbuhkan kesadaran. Jika tegang, tentunya kita tidak bisa rileks dan berkesadaran. Ketika mengetahui tubuh telah rileks, kosongkan pikiran, jangan memikirkan apa pun, biarkan batin tenang, jernih, dan rileks secara mental.
Mata mengarah ke bawah, namun kita tidak menatap apa pun. Ketika rileks, kelopak mata kita setengah tertutup. Hanya ketika kita ingin memandang sesuatu, kita akan menatap langsung ke arahnya. Jika tidak, ketika kita rileks, mata mengarah ke bawah, namun tidak memandang apa pun di lantai. Kita tidak memusatkan perhatian pada apa pun karena kesadaran diarahkan ke telapak kaki kita. Ketika kita memindahkan perhatian dari bagian kepala ke bagian telapak kaki, kita akan mengetahui bahwa tubuh sedang tegak berdiri, dan kita bisa merasakan kekokohan sikap tubuh itu. Kita bisa mengatakan dalam hati,”Berdiri, berdiri…” dan pada saat yang sama menyadari seluruh tubuh. Mencatat dalam hati “Berdiri, berdiri…” membantu kita agar batin tetap bersama objek, jika tidak, bisa mulai muncul pikiran. Kita perlu memastikan hadirnya kesadaran yang jelas, stabil, tenang, waspada, dan sensitif akan sensasi dari tubuh yang sedang berdiri.
Lalu kita kembali mengarahkan kesadaran pada telapak kaki. Ketika menyadari posisi berdiri, dan mencatat,”Berdiri, berdiri.” kita juga bisa berganti-ganti menyadari sentuhan, misalnya menyadari sentuhan antara telapak kaki dengan lantai, dan mencatat,”Sentuh, sentuh”.

Kesadaran itu bagaikan cahaya yang menerangi suatu titik. Kita tetap menjaga batin agar tenang, sensitif, jernih, dan waspada, kemudian kita mengarahkan kesadaran kita. Dengan telapak kaki kita menginjak lantai, kita bisa merasakan sensasi-sensasi – seperti tekanan, tekstur, panas, dingin, atau hanya kesadaran yang jernih.
"Dengan telapak kaki menginjak lantai, kita bisa menyadari berbagai sensasi – seperti tekanan, tekstur, panas, dingin, atau hanya kesadaran yang jernih."
Kita perlu menyadari sensasi-sensasi jasmani, karena semua sensasi tersebut merupakan fenomena yang mendasar sebelum dimulainya proses berpikir (gagasan tentang siapa kita, apa yang terjadi di sekeliling kita). Ketika kita merasakan suatu sensasi, kita akan berpikir tentang sensasi tersebut, kemudian batin mulai menciptakan berdasarkan sensasi itu. Jadi, sensasi-sensasi adalah bentuk yang mendasar dari pengalaman dan keberadaan, suatu titik awal sebelum hal-hal yang rumit muncul. Kita bisa menggunakan kesadaran untuk menyapu tubuh kita dari ujung kepala sampai mata kaki untuk menemukan sensasi tubuh yang kuat/mencolok, lalu mengamatinya. Terkadang, kembang-kempis perut akan terasa jelas dan kita juga bisa mengamatinya.

Meditasi Berdiri Untuk Menyeimbangkan Diri

Kadang-kadang, ketika sedang melakukan meditasi jalan, tiba-tiba muncul begitu banyak pikiran, dan kita harus berhenti berjalan. Selain pikiran, bisa juga muncul rasa bosan yang menyebabkan kita menoleh ke sana kemari ketika bermeditasi jalan. Begitu menyadarinya, kita perlu mencatatnya,”Melihat, melihat.”
Ketika hal-hal seperti itu terjadi pada saat bermeditasi jalan, kita perlu berhenti berjalan, kembali mengarahkan kesadaran pada posisi tubuh yang sedang berdiri, dan mencatat,”Berdiri, berdiri.” dan memulai lagi latihan kita. Ketika batin tidak lagi menyadari, hal ini ibaratnya kita sedang berselancar lalu papan selancar kita terbalik di air, jadi, kita perlu mulai menyeimbangkan diri kita lagi dari awal. Ketika mendapati perhatian penuh kita hilang, kita hendaknya berhenti dan mengambil posisi berdiri, dan menyeimbangkan diri kita kembali dengan menghadirkan kesadaran, lalu memulai lagi latihan.

Mengamati Kehendak Ketika Berdiri

Di antara posisi duduk dan jalan, ada posisi berdiri. Di antara postur jalan dan duduk, juga ada posisi berdiri. Dalam kondisi seperti itu, ketika kita sedang berdiri, berusahalah menyadari niat atau kehendak untuk berjalan atau duduk. Niat itu muncul sebagai suatu dorongan, sebagai kehendak, dan kita harus menyadari kehendak-kehendak itu karena mereka merupakan bagian dari proses-proses batin dan jasmani, dan jika kita ingin kesadaran kita berkesinambungan, kita harus menyadarinya.
Lihat juga:

Jadi, kita tidak hanya perlu menyadari sensasi-sensasi tubuh, sentuhan, perasaan, dan pikiran, tetapi juga golongan pikiran yang disebut sebagai kehendak. Kehendak adalah pikiran yang dibalut oleh keinginan, tetapi, tidak semua keinginan itu bersifat baik. Pada dasarnya, kita berusaha menguatkan keinginan yang dilandasi oleh kebajikan, seperti keinginan untuk berlatih meditasi. Kita perlu menyadari kehendak karena semua tindakan jasmani, ucapan, dan pikiran memiliki pemicu berupa kehendak. Dengan menyadari kehendak, akan memberi kita waktu untuk mengetahui apakah kehendak itu dilandasi oleh kebajikan atau tidak. Sehingga, kita bisa melepas kehendak yang kita anggap akan menjerumuskan kita dalam kesulitan, dan menguatkan kehendak yang akan mengantarkan kita pada kebaikan. Ini adalah pemahaman akan kamma. Jadi, mengamati kehendak adalah bagian penting dalam kemajuan kita dalam mencapai pembebasan. 

Meditasi Berdiri Untuk Mengatasi Rasa Kantuk

Ada guru meditasi yang mengatakan meditasi berdiri jarang dilakukan dalam jangka waktu lama karena membutuhkan begitu banyak energi. Tetapi, dikatakan bahwa meditasi berdiri sangatlah bermanfaat bagi mereka yang sering mengantuk. Meditasi berdiri sering kali disarankan bagi para meditator yang menghadapi kesulitan dengan rasa kantuk yang membandel. Meditasi dalam postur ini diketahui sangat efektif mengatasi masalah ini karena dibutuhkan begitu banyak energi untuk bermeditasi dalam postur berdiri. Anda bisa meregangkan kaki sedikit ketika berdiri untuk menjaga keseimbangan badan agar tidak jatuh.

--

Disadur dari Vipassana as taught by the Mahasi Sayadaw dan Essentials of Insight Meditation Practice oleh Bhante Sujiva.