5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Empat Landasan Perhatian Penuh (Bagian 4)

Chanmyay Sayadaw

Empat Landasan Perhatian Penuh (Bagian 4)

Perhatian Penuh pada Kesadaran

Landasan perhatian yang ketiga adalah cittanupassanā satipatthāna, yang berarti perhatian penuh terhadap kesadaran dan faktor-faktor mental (cetasikā) yang muncul dengan kesadaran. Menurut Abhidhamma, setiap “pikiran”, bisa dikatakan, terdiri dari kesadaran dan hal-hal yang menyertainya. Yang menyertai di sini berarti asosiasinya. Kesadaran tidak pernah muncul dengan sendirinya. Ia muncul bersama dengan asosiasinya. Singkatnya, apapun kesadaran atau “pikiran” atau kondisi mental yang muncul, haruslah dicatat atau diamati dengan penuh perhatian sebagaimana adanya. Ini adalah cittanupassanā satipatthāna. Keadaan mentalnya mungkin baik, keadaan emosionalnya mungkin lebih baik. Apapun itu, hal itu harus dicatat sebagaimana adanya. Oleh karena itu, ketika Anda memiliki kesadaran dengan nafsu atau kemelekatan, Anda harus menyadarinya sebagaimana adanya. Jika Anda mempunyai kesadaran dengan kemarahan, Anda harus mencatatnya sebagai kesadaran dengan kemarahan.

Kesadaran yang disertai amarah dapat dicatat sebagai “marah” atau “kemarahan” sesuai dengan Mahā Satipathana Sutta. Ketika perhatian penuh kuat, kemarahan akan hilang. Kemudian meditator akan menyadari bahwa kemarahan tidak kekal—kemarahan muncul dan lenyap. Dengan mengamati kemarahan, seorang meditator mendapatkan dua manfaat:
1. Mengatasi kemarahan.
2. Memahami sifat alami kemarahan (timbul dan lenyapnya kemarahan atau sifat aniccā dari        kemarahan).

Kemarahan adalah salah satu kondisi mental yang dapat menuntun meditator menuju lenyapnya penderitaan jika ia mencatatnya dengan penuh perhatian.


 


Dikutip dari buku Vipassanā Meditation Lectures on Insight Meditation oleh Chanmyay Sayadaw