5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Usaha, Perhatian Penuh, dan Konsentrasi (2A)

Usaha, Perhatian Penuh, dan Konsentrasi (2)

Usaha (vīriya), perhatian penuh (sati), dan konsentrasi (samādhi) - Bagian 2A


Hari ini, tanggal 19 Desember 2021, saya akan melanjutkan topik ceramah dhamma bulan lalu mengenai Usaha (vīriya), perhatian penuh (sati) dan konsentrasi (samādhi), berdasarkan tulisan YM. Mahāsi Sayadaw.
Saya juga ingin berbagi tiga hal yang sangat penting dari YM. Mahāsi Sayadaw yang saya rasa akan bermanfaat bagi latihan Anda.

1. Orang yang tidak berlatih meditasi akan senantiasa tidak memiliki faktor pencerahan dari usaha. Akan tetapi, mereka memiliki usaha-usaha yang bersifat duniawi. Ada orang-orang yang mahir dalam mengerahkan usaha dalam bidang ekonomi, dan juga dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Namun, dalam bidang meditasi, orang-orang itu tidak mahir dalam mengerahkan usaha. Ada orang-orang yang beranggapan bahwa jika orang-orang yang mahir dalam mengerahkan usaha dalam urusan duniawi mulai berlatih meditasi, maka mereka dapat dengan mudah mendapatkan kemajuan. Tetapi tentu saja tidak demikian halnya, jelaslah tidak demikian.

2. Keyakinan (saddhā), keinginan/kemauan baik (chanda) dan usaha (vīriya), ketiga hal ini bekerja bersama-sama layaknya sebuah tripod. Jika seseorang dipenuhi dengan keyakinan, dan juga memiliki niat yang kuat untuk berlatih, dan juga mengerahkan usaha yang keras dan berlatih terus-menerus dengan sangat tekun, maka perhatian penuh (sati), konsentrasi (samādhi) dan kebijaksanaan (pañña) pasti akan tumbuh.

3. Kapankah vīriyasambojjhaṅga, faktor pencerahan dari usaha, mulai tumbuh? Ia mulai tumbuh dari pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyap (udayabbayañāṇa). Selama tahap-tahap awal pandangan terang, vīriya sudah ada. Sebelum seseorang berlatih meditasi, vīriya juga sudah ada. Dalam setiap pencatatan, vīriya selalu ada. Akan tetapi, vīriya tersebut tidak dapat dihitung sebagai faktor pencerahan (bojjhaṅga). Kitab komentar menganggap vīriya termasuk salah satu faktor pencerahan hanya dimulai sejak udayabbayañāṇa. Mengapa demikian? Ini dikarenakan seorang yogi memahami Empat Kebenaran Mulia dengan baik hanya mulai dari tingkatan ini.


1. Bagaimana teks-teks Pāli menjelaskan faktor pencerahan dari usaha?

Santaṁ vā ajjhattaṁ vīriyasambojjhaṅgaṁ "atthi me ajjhattaṁ vīriyasambojjhaṅgo "ti pajānāti. Asantaṁ vā ajjhattaṁ vīriyasambojjhaṅgaṁ "natthi me ajjhattaṁ vīriyasambojjhaṅgo "ti pajānāti.

Vīriyasambojjhaṅgaṁ vā - Faktor pencerahan dari usaha juga;
ajjhattaṁ - yang muncul dalam proses batin dan jasmani seseorang;
santaṁ - yang jelas;
pajānāti - seseorang mengetahui;
iti - (itu) demikianlah;
atthi - ada;
vīriyasambojjhaṅgo - faktor pencerahan dari usaha;
ajjhattaṁ - dalam proses internal batin dan jasmani;
me- dari saya.

Yang artinya: seseorang yang berlatih meditasi mengetahui bahwa faktor pencerahan usaha (vīriyasambojjhaṅga) hadir ketika faktor ini ada dan mengetahui bahwa faktor pencerahan usaha (vīriyasambojjhaṅga) tidak hadir, ketika faktor ini tidak ada.

2. Apakah perbedaan antara usaha duniawi dan usaha dhamma?

Seseorang yang tidak berlatih meditasi akan senantiasa tidak memiliki faktor pencerahan dari usaha. Akan tetapi, mereka memiliki usaha-usaha duniawi. Ada orang-orang yang mahir dalam mengerahkan usaha dalam bidang ekonomi, dan juga dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Namun, dalam bidang meditasi, orang-orang itu tidak mahir dalam mengerahkan usaha. Ada yang beranggapan bahwa jika orang-orang yang mahir mengerahkan usaha dalam urusan duniawi mulai berlatih meditasi, maka mereka dapat dengan mudah mendapatkan kemajuan. Tetapi tentu saja tidak demikian halnya, jelaslah tidak demikian.

3. Apakah perbedaan antara yogi Burma dan yogi-yogi dari negara lain?

Bangsa-bangsa tertentu sangatlah giat dalam urusan duniawi. Namun, dalam bidang meditasi, mereka tidak sebaik orang Myanmar. Saya mengatakan hal ini berdasarkan pengalaman pribadi. Dalam meditasi, orang Myanmar berlatih keras. Walaupun mereka mungkin malas dalam urusan duniawi, mereka bagus dalam bermeditasi. Saya tidak memuji mereka hanya karena mereka adalah bangsa saya sendiri, saya mengatakannya karena hal ini memang benar adanya. Dibandingkan dengan orang-orang dari negara lain, orang-orang Myanmar sangat baik dalam hal meditasi. Mereka benar-benar berlatih meditasi dengan sungguh-sungguh. Namun demikian, ada juga orang-orang yang tidak berlatih meditasi.

4. Hal-hal apa saja yang penting bagi para meditator agar dapat memperoleh kemajuan?

Ketika seseorang berlatih meditasi, dengan setiap pencatatan dan pengamatan, ia mengerahkan usaha (vīriya). Energi (vīriya) inilah yang seolah-olah mendorongnya dari belakang:" Ayo, ayo!" "Lakukan! Lakukan!" Ada vīriya yang hadir yang mendorong yogi secara terus-menerus. Seorang yogi yang kuat dalam vīriya dapat mengembangkan konsentrasi (samādhi) dan pengetahuan (ñāṇa) dalam waktu singkat. Vīriya sangatlah penting.

Saya telah merangkum faktor-faktor yang paling penting dalam berlatih meditasi. Yang pertama adalah keyakinan (saddhā). Hanya jika seseorang memiliki keyakinan, maka ia akan berlatih. Meyakini bahwa: "Jika saya berlatih dengan cara ini, maka hal ini akan benar-benar terjadi dengan cara seperti ini" adalah saddhā.
Setelah keyakinan, ada kemauan atau kehendak (chanda). Meskipun seseorang memiliki keyakinan, ia juga membutuhkan kemauan atau kehendak. Kemauan untuk berlatih meditasi itu penting. Kemauan itu haruslah kuat. Setelah chanda, apakah yang penting? Hanya usaha (vīriya) yang penting.

(Bersambung - Bagian 2B)



Diterjemahkan dari ceramah Tharmanaykyaw Sayadaw, Usaha (Vīriya), Perhatian Penuh (Sati), dan Konsentrasi (Samādhi) (Bagian 2), 19 Desember 2021.