5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Seberapa Pentingnya Berlatih (5C)

Seberapa Pentingnya Berlatih (5C)

Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 5C)


11. Apakah yang dimaksud dengan aniccanupassanañana?

Demikian juga ketika mencatat "mendengar, mendengar," seorang yogi mengalami dengan jelas bahwa setelah mendengar, suara itu lenyap; setelah mendengar lagi, suara itu lenyap lagi. Ia juga dengan jelas mengalami bahwa batin yang mencatat lenyap, mencatat lagi dan lenyap lagi; batin yang mencatat itu sendiri lenyap dengan cepat.

Orang-orang yang pengetahuannya telah tajam juga mengalami penglihatan lenyap dengan cepat dalam kesamaran, ia dengan jelas mengalami bahwa apa pun yang diamatinya semata-mata lenyap dengan cepat, dan menjadi paham bahwa segala sesuatu tidaklah kekal. Ini adalah pengetahuan sejati tentang ketidakkekalan, aniccanupassanañana. Mengenai metode pencapaian pengetahuan ini, kami tampilkan kutipan berikut: "Pada saat pengamatan, karena mengalami lenyapnya fenomena, pemahaman akan ketidakkekalan adalah aniccanupassanāna.”

12. Ketika pengetahuan pandangan terang telah matang, seseorang tidak lagi melihat bentuk atau wujud, pada saat itu, apakah yang akan dialaminya?

Pada awal latihan, ketika seorang yogi mengamati gerakan-gerakan tubuh seperti kembung kempis, dst., ia dengan jelas mempersepsikan bentuk atau wujud dari perut, dan bentuk atau wujud dari tubuh, lengan, dan kaki.

Namun, ketika pengetahuan pandangan terang telah matang, yogi tidak lagi melihat bentuk atau wujud. Ia hanya mengalami fenomena-fenomena yang secara berturut-turut menghilang. Baik itu gerakan tubuh seperti kembung-kempis perut, menekuk, meregang, berjalan, dst.; apakah itu perasaan; apakah itu aktivitas batin seperti berpikir dan merencanakan; apakah itu objek-objek Dhamma seperti melihat, mendengar, dst.; apakah itu batin yang mencatat; ketika yogi melihat fenomena-fenomena tersebut semata-mata lenyap dengan seketika, maka tumbuhlah aniccanupassanāna yang mengetahui ketidakkekalan dalam setiap pencatatan.

13. Kapankah seseorang menyadari bahwa segalanya juga merupakan penderitaan dan tidak ada yang menyenangkan atau dapat diandalkan?

Dengan mengetahui ketidakkekalan dengan cara ini, seseorang akan menyadari bahwa segala sesuatu merupakan penderitaan dan tidak ada yang menyenangkan atau dapat diandalkan. Ia juga menyadari bahwa yang ada hanyalah fenomena impersonal tanpa diri atau "aku". Mengetahui dengan cara ini adalah hal yang sangat menggembirakan dan memuaskan. Ini adalah bagaimana seseorang mengetahui pada tingkatan bhangañana.

14. Apa pengalaman berikutnya jika yogi terus mengamati secara terus-menerus?

Namun demikian, seseorang tidak boleh puas hanya dengan mengetahui sebanyak ini. Ia harus tetap mengamati secara terus-menerus. Ketika ia melihat fenomena lenyap secara cepat dengan setiap pencatatan dengan cara seperti ini, ia mungkin berpikir hal tersebut menakutkan. Ini adalah bhayañana. Setelah melihat fenomena sebagai sesuatu yang menakutkan, ia mungkin akan melihat fenomena tersebut hanya sebagai sesuatu yang cacat, sebagai sesuatu yang tidak bagus. Ini adalah ādīnavañana. Setelah melihat kecacatan itu, ia tidak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga, ia tidak lagi menikmatinya. Ini adalah nibbidāñana.

Setelah yogi tidak lagi melihatnya sebagai sesuatu yang berharga, ia ingin mencampakkan jasmani dan batinnya dan tidak ingin mempertahankannya. Ini adalah mucintukamyatāñana. Setelah ingin mencampakkan jasmani dan batin, ia harus kembali mengamati secara terus-menerus sehingga mampu mencampakkan jasmani dan batin. Ini adalah paṭisankhāñana. Ketika pengamatan ulang yogi menjadi baik, tanpa mengerahkan usaha khusus, perhatian penuh muncul dengan momentum yang tidak menurun. Pada awalnya, yogi hanya perlu berusaha untuk mengamati empat, lima, sepuluh kali. Setelah itu, objek-objek yang dicatat muncul dengan sendirinya. Aksi mengetahui objek-objek itu juga terjadi dengan sendirinya. Seolah-olah yogi hanya sekedar duduk saja, ini sangatlah menyenangkan.

15. Pada tahap manakah seseorang dapat mencatat dan mengamati selama satu jam, dua jam, dst., dalam waktu yang lama secara terus-menerus tanpa kehilangan momentum?

Karena aksi pencatatan dan mengetahui terjadi dengan baik seperti ini, kemelekatan tidak muncul. Meskipun seorang yogi melihat fenomena menghilang dengan cepat, ia tidak melihatnya sebagai sesuatu yang menakutkan atau suatu yang salah. Hanya aksi mengetahui yang muncul secara terus-menerus. Ini adalah sankhāruppekkhāñana yang mampu mengamati fenomena yang terkondisi dengan keseimbangan batin. Ketika mencapai sankhāruppekkhāñana, seseorang mampu mencatat dan mengamati selama satu jam, dua jam, dst., untuk waktu yang lama secara terus-menerus tanpa kehilangan momentum.

Tidak ada perasaan tidak menyenangkan seperti rasa kaku, kebas, nyeri, dsb. Yogi merasa cukup nyaman. Bahkan meskipun yogi sebenarnya telah berlatih selama dua atau tiga jam, namun ia merasa baru saja berlatih sebentar. Ini adalah pengetahuan pandangan terang vipassanā yang sangat halus dan bagus.



Karena keterbatasan waktu, saya akan menghentikan ceramah Dhamma di sini. Sebelum mengakhiri ceramah Dhamma kali ini, marilah kita ulangi kembali tiga hal yang perlu diperhatikan dari YM. Mahasi Sayadaw yang telah disampaikan di awal:

1. Mengenai hal-hal yang memang harus muncul dalam proses batin dan jasmani seseorang, orang itu tidak dapat meminta orang lain untuk melakukannya mewakili dirinya. Demikian pula halnya dengan Dhamma. Hanya jika seseorang mempraktikkannya sendiri, maka Dhamma akan terealisasi di dalam dirinya sendiri.

2. Jika seseorang tidak mengetahui dengan benar, maka ia akan menikmati dan bersenang-senang dengan objek-objek. Ini menyebabkan kemelekatan, yang akan mencengkeram. Karena cengkeraman ini, maka ia akan bertindak dan berbicara untuk memenuhi keinginannya.

3. Ketika perhatian penuh, konsentrasi dan pengetahuan telah matang, pada saat seseorang mengamati kembung dan kempis, dsb., maka ia akan mengetahui awal dari kembung dan akhir dari kembung dengan jelas. Ia juga akan mengetahui awal dari kempis dan akhir dari kempis dengan jelas.


Sādhu.... sādhu.... sādhu.....


TAMAT

(Lihat bagian 5A di sini)

Dikutip dari ceramah oleh Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 5), 25 April 2021.