5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Seberapa Pentingnya Berlatih (5B)

Seberapa Pentingnya Berlatih (5B)

Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 5B)

6. Apa yang harus dicatat sebelum mengubah postur tubuh, membungkuk, atau meregangkan tubuh?

Ketika sedang mengamati kembung, kempis, duduk, dsb., jika muncul rasa kaku, panas, nyeri, dsb., maka yogi harus mencatatnya. Ketika mengamati perasaan-perasaan tersebut, jika muncul keinginan untuk mengubah posisi tubuh, keinginan untuk membungkuk, dan keinginan untuk meregang, maka yogi harus mencatatnya juga. Setelah mengamati niat-niat tersebut, kemudian ia harus mencatat perubahan posisi tubuh, menekuk atau meregang.

7. Bagaimana seseorang dapat memahami bahwa hanya ada sebab dan akibat?

Karena adanya keinginan untuk mengubah postur tubuh, seseorang mengubah postur tubuhnya. Karena keinginan untuk membungkuk, seseorang membungkuk. Karena keinginan untuk meregang, seseorang meregang. Karena keinginan untuk mengubah postur tubuh, keinginan untuk membungkuk dan keinginan untuk meregang, maka sebagai akibatnya terjadilah fenomena fisik dalam hal perubahan postur tubuh, menekuk, dan meregang. Tidak ada diri atau "aku" yang bertindak. Dengan cara ini, seseorang memahami bahwa yang ada hanyalah sebab dan akibat.

Ketika mengamati berjalan, mengangkat, bergerak maju, dan menaruh, keinginan untuk berjalan, keinginan untuk mengangkat kaki, keinginan untuk menggerakkan kaki ke depan, dan keinginan untuk menaruh kaki menjadi jelas. Seseorang harus mencatat dan mengetahui keinginan untuk berjalan dan berjalan, keinginan untuk mengangkat dan mengangkat, dst. Mengamati dengan cara ini, ia akan mengetahui bahwa ia berjalan karena adanya keinginan untuk berjalan. Setelah mengetahui bahwa ia mengangkat kaki karena keinginan untuk mengangkat, maka ia akan menyadari dengan pengetahuannya sendiri bahwa hanya ada sebab dan akibat.

8. Kapankah seseorang dimurnikan dengan pengetahuan yang membebaskan dari keraguan seperti "Apakah di masa lalu saya ada?" dsb.?

Ketika mengamati melihat, mendengar, dan sebagainya, seorang yogi akan mengetahui bahwa ia melihat karena ada mata dan ada objek yang dapat dilihat, ia mendengar karena ada telinga dan ada suara, dst., dan hanya ada sebab dan akibat. Jika ia tidak mengamati, maka ia tidak mengetahui dengan benar. Jika ia tidak mengetahui dengan benar, maka ia akan menikmati dan bersenang-senang dalam objek-objek. Karena kemelekatan ini, maka ia mencengkeram. Karena mencengkeram, ia bertindak dan berbicara untuk memenuhi keinginannya. Jika ia melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, maka ia akan menikmati hasil-hasil yang menyenangkan. Jika ia melakukan perbuatan yang buruk, maka ia akan mendapatkan hasil yang menyengsarakan, dst. Yogi akan mengetahui bagaimana sebab dan akibat saling berkaitan sesuai dengan pengetahuan parami-nya.

Mengetahui dengan cara ini, seorang yogi akan memahami dengan jelas bahwa di dalam tubuh hanya ada sebab-sebabnya dan akibat-akibatnya, tidak ada seseorang yang mengarahkan atau menciptakan, hanya ada sebab dan akibat. Ini adalah paccayapariggahañana, pengetahuan pandangan terang tentang sebab dan akibat. Ketika pengetahuan pandangan terang ini berkembang menjadi kuat, seseorang bisa menentukan bahwa di kehidupan lampau juga hanya ada sebab dan akibat, dan di kehidupan akan datang juga hanya ada sebab dan akibat. Ini adalah kaṁkhāvitaraṇvisuddhi. Seseorang dimurnikan dengan pengetahuan yang membebaskan dari keraguan seperti "Apakah di masa lalu saya ada?" dll.

9. Bagaimana pengetahuan tentang ketidakkekalan muncul?

Ketika perhatian penuh, konsentrasi, dan pengetahuan telah matang, pada saat seorang yogi sedang mengamati kembung kempis, dsb., ia akan mengetahui awal dari kembung dan akhir dari kembung dengan jelas. Ia juga akan mengetahui awal dari kempis dan akhir dari kempis dengan jelas. Ketika menekuk dan meregang, ia juga akan mengetahui awal dan akhir dari menekuk , awal dan akhir dari meregang dengan jelas.

Ketika berjalan, seorang yogi akan mengetahui awal dan akhir dari setiap langkah dengan jelas. Ketika mengamati mengangkat kaki, mendorong maju dan menaruh kaki, dsb., ia akan mengetahui awal dan akhir dari mengangkat, awal dan akhir dari mendorong, dan awal dan akhir dari menaruh kaki. Mengetahui dengan cara ini, ia mampu untuk memastikan melalui pengetahuan pribadinya bahwa fenomena-fenomena ini lenyap setelah muncul, dan bersifat tidak kekal.

Ketika mengamati rasa sakit, dsb., seorang yogi akan mengetahui awal dan akhir dari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan dengan tepat. Ketika mengamati "sakit, sakit," dst., ia akan mengetahui melalui pengalamannya sendiri bahwa rasa sakit, dsb., setelah mereda, berhenti, lalu lenyap. Mengetahui dengan cara ini, ia mampu untuk memastikan setelah memeriksa dengan pengetahuan pribadinya bahwa perasaan-perasaan tidak menyenangkan lenyap setelah muncul, dan bersifat tidak kekal. Ini hanyalah pembahasan singkat mengenai metode untuk mengetahui muncul dan lenyapnya jasmani dan batin melalui santati (kesinambungan) selama sammasanañana.

10. Kapankah seseorang dapat melihat bahwa gerakan kembung bukanlah hanya satu gerakan kembung, dan gerakan kempis bukanlah hanya satu gerakan kempis saja?

Setelah itu, ketika udayabbayañana muncul, seorang yogi akan melihat bahwa gerakan kembung bukanlah hanya satu gerakan kembung saja, dan gerakan kempis bukanlah hanya satu gerakan kempis saja, tetapi ada tiga, empat, lima, enam, dst., bagian-bagian yang terpisah. Kemudian, ia melihat bahwa mereka lenyap dengan cepat secara berturut-turut. Pada saat itu, pengetahuan tentang ketidak-kekalan menjadi lebih jelas dan terang.

Pada saat itu, dalam satu gerakan menekuk atau meregang, seorang yogi melihat ada banyak sekali bagian-bagian terpisah dari gerakan menekuk atau meregang yang terjadi secara berturut-turut. Ketika berjalan, dalam satu gerakan mengangkat kaki, satu gerakan mendorong kaki ke depan, dan satu gerakan menaruh kaki ke bawah, yogi melihat ada banyak gerakan-gerakan terpisah dari mengangkat, mendorong, dan menaruh kaki yang terjadi secara berturut-turut. Demikian juga ketika mencatat "sakit, sakit," ia melihat ada banyak momen-momen terpisah dari rasa sakit yang muncul dan lenyap, muncul dan lenyap secara berturut-turut.


(bersambung - Bagian 5C

Dikutip dari ceramah oleh Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 5), 25 April 2021.