5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Nibbāna


Tanya Jawab dengan Chanmyay Sayadawgyi

Pertanyaan: Apakah Nibbāna itu?

Jawaban : Kata Nibbāna secara harafiah terdiri dari “ni”—“ketidakhadiran”,dan “vana”—“kemelekatan”, jadi artinya “tidak adanya kemelekatan”. Ketika Anda memiliki kemelekatan, Anda mengalami dukkha, penderitaan. Ketika kamu tidak memiliki kemelekatan, Anda tidak mengalami penderitaan sama sekali. Tidak adanya kemelekatan menyebabkan dukkha terhenti. Dari manakah dukkha muncul? Dari langit atau semak-semak? Hanya dari kemelekatan. Ketika kemelekatan telah dihancurkan dan di situ berhentilah munculnya semua penderitaan yang terkait dengan kondisi proses batin atau jasmani. Itulah keadaan seorang Arahat.

Dalam agama Buddha kita memiliki dua tahap Nibbāna. Yang pertama harus dicapai dalam keberadaan ini. Hal itu dicapai oleh seorang Arahat ketika dia telah menyelesaikan melenyapkan semua kemelekatan melalui pencerahan tingkat keempat. Sejak itu dia tidak lagi mengalami penderitaan mental apa pun. Namun, proses psikofisiknya terus muncul dan lenyap. Jadi mungkin ada beberapa penderitaan fisik berkali-kali, tapi dia tidak menganggapnya tidak menyenangkan; Dia melihatnya hanya sebagai sebuah proses atau fenomena. Ketika dia telah menghancurkan semua kemelekatan pada makhluk ataupun benda, dia tidak mempunyai keinginan untuk dilahirkan kembali. Ketika dia meninggal, semua fenomena batin dan jasmani tidak ada lagi. Semua fenomena tersebut tidak berlanjut karena semua dorongan, keinginan dan keterikatan telah hancur. Keadaan Nibbāna tersebut merupakan tahap kedua.

Yang harus Anda ingat adalah tahap pertama, yaitu dapat dicapai melalui penghancuran atau mengatasi kemelekatan. Hal ini sangat diharapkan, dan Anda harus memiliki chanda untuk mencapainya.



Dikutip dari buku Parable of the Log oleh Chanmyay Sayadaw