5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Penyembuhan Melalui Meditasi Pandangan Terang (Bagian 3)

Suster Hla Myint


Penyembuhan Melalui Meditasi Vipassana (3/3)

oleh Bhikkhu Visuddhācāra


Suster Hla Myint sangat kesakitan selama berlatih, tetapi tidak pernah menyerah. Ia bertekad untuk terus berlatih hingga tumornya hilang.
Selama meditasi, ia terkadang merasakan tumornya berdenyut-denyut dengan disertai rasa sakit. Lalu rasa sakit itu akan berpindah turun ke dadanya. Ia akan merasa mual lalu muntah. Kadang-kadang rasa sakitnya dimulai dari bagian atas kepalanya, kemudian berpindah ke dahi, telinga, rahang, lalu turun ke tumornya dan menghilang. Di lain waktu, rasa sakitnya dimulai dari tulang belikatnya dan berpindah ke kepala, telinga, lalu turun ke tumornya. Ia mencatat semua rasa sakit itu dengan setenang mungkin. Rasa sakitnya kadang sangat menusuk, tetapi ia sanggup mencatat dan menerima sensasi itu.

Ia melaporkan pengalamannya kepada Mahāsī Sayādaw yang mendorongnya untuk terus berlatih. "Sayādaw mengatakan kepada saya untuk tidak mengendur dan terus berusaha. Beliau menghimbau agar saya bersabar dan meyakinkan saya bahwa saya akan sembuh," katanya. (Ketika Mahāsī Sayādaw meninggal dunia pada bulan Agustus 1982, Suster Hla Myint telah sembuh dari tumornya selama kurang lebih tiga bulan).

Berlatih Vipassana dalam Kesunyian di Taung Song

Pada bulan April 1981, Suster Hla Myint pergi ke Taung Song, sebuah desa kecil di dekat Thaton di Burma bagian selatan, untuk melanjutkan latihannya. Kepala biara memberikannya sebuah pondok di tempat yang jauh dan terpencil. Selain seorang biarawati yang tinggal di pondok lain tak jauh dari sana, ia benar-benar sendirian. "Tidak ada listrik, dan pada awalnya saya merasa ketakutan," kenangnya, "tetapi, kemudian saya mulai menikmati kesendirian itu. Suatu malam saya duduk bermeditasi selama tujuh jam dari pukul 19.00 hingga 02.00 dini hari. Ketika saya membuka mata, kamar itu terang benderang. Saya mengira itu sinar matahari terbit, tetapi ketika saya pergi ke jendela, saya mendapati bahwa di luar masih gelap."

Ia juga mengalami beberapa kejadian menarik lainnya di Taung Song. Suatu malam ia melihat sosok seperti raksasa di luar pondoknya ketika sedang melakukan meditasi jalan. Ia hendak mendekati sosok itu namun sosok itu menghilang. Ia percaya bahwa itu bukan hanya sekedar penglihatan tetapi merupakan sesosok dei (deva).

Pernah sekali terjadi, selama beberapa hari muncul pikiran yang sama berulang-ulang tentang beberapa orang dari Rangoon yang datang mencarinya. Ia melaporkan hal itu kepada kepala biara yang menyuruhnya untuk mengabaikan pikiran tersebut dan terus melanjutkan latihannya. Satu setengah bulan kemudian, ketika sedang bermeditasi di pondoknya, ada suara ketukan di pintu. Ketika membuka pintu, ia mendapati sekelompok orang berdiri di sana. Mereka adalah petugas pemerintah yang mengatakan bahwa mereka telah mencarinya kemana-mana. Ia dibutuhkan di Rangoon untuk suatu urusan dinas. Suster Hla Myint ikut bersama mereka ke Rangoon dan kemudian kembali ke Taung Song setelah sepuluh hari. Secara keseluruhan ia menghabiskan waktu sekitar enam bulan di Taung Song sebelum kembali ke Mahāsī Yeikthā pada bulan Oktober 1981.

Suster Hla Myint telah Sembuh Sepenuhnya

Melanjutkan latihannya di Mahāsī Yeikthā, ia bermeditasi secara intensif selama sekitar tujuh bulan. Kali ini rasa sakitnya tidak terlalu parah dan ia mendapati latihannya cukup lancar. Ia tetap melaporkan pengalamannya kepada Mahāsī Sayādaw yang mendorongnya untuk terus melakukan pencatatan. Tumornya mulai menyusut sedikit demi sedikit selama periode tujuh bulan itu. Ia melihat bahwa tumor tersebut berangsur-angsur mengecil dan pada tanggal 1 Mei 1982, ia mendapati bahwa tumor tersebut telah hilang sama sekali. Tidak ada tanda-tanda bekas benjolan atau bagian yang keras pada tenggorokannya. Ia telah sembuh sepenuhnya.

Anehnya, ia tidak merasa terlalu bahagia, meskipun tujuannya telah tercapai setelah hampir tiga tahun berlatih dengan susah payah. Menjelang akhir latihannya, batinnya telah menjadi cukup seimbang sehingga ia tidak terlalu mengkhawatirkan tumornya lagi. Sensasi-sensasi yang tidak menyenangkan juga tidak lagi mengganggunya karena ia mampu mengamati mereka hanya sekedar sebagai sensasi.

Ketika Suster Hla Myint melaporkan kepada Mahāsī Sayādaw tentang hilangnya tumornya, beliau berkata bahwa hal itu terjadi karena latihannya yang bagus. Beliau mengatakan bahwa ia memiliki energi yang besar dalam meditasi. Suster Hla Myint memberitahu Mahāsī Sayādaw bahwa mulai saat itu, ia akan mengabdikan hidupnya untuk pelayanan ajaran Buddha. Mahāsī Sayādaw menasihati ketika ia telah menyelesaikan latihan intensif, ia harus tetap meluangkan waktu untuk bermeditasi.

Selama berlatih, indra-indranya sangatlah tajam. Setiap kali ia selesai bermeditasi duduk, ia dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu dengar. Namun, setelah berhenti berlatih secara intensif, gangguan pendengarannya muncul kembali dan ia harus menggunakan alat bantu dengar.

Setelah sembuh pada bulan Mei 1982, ia keluar dari latihan intensif, tetapi tetap tinggal sebagai perawat di Mahāsī Yeikthā untuk melayani para bhikkhu, biarawati, dan para yogi. Sejak tahun 1980, ia telah menjalankan delapan sila, termasuk tidak makan setelah tengah hari. Pada bulan November 1990 ketika Sayādaw U Paṇḍitabhivaṃsa pindah ke Paṇḍitārāma, sebuah pusat meditasi yang baru, ia mengikuti beliau untuk melakukan pelayanan kepada para meditator di sana.

Mengembangkan Batin yang Seimbang Melalui Vipassana

Suster Hla Myint telah mengabdikan hidupnya untuk pelayanan ajaran Buddha. Karena ia telah dilatih sebagai seorang perawat, ia membantu dengan menawarkan pelayanan medisnya. Ia juga memiliki keinginan yang besar untuk mempromosikan dan menyebarkan Dhamma, khususnya meditasi pandangan terang. Kemanapun ia pergi, ia mengajak orang-orang untuk bermeditasi dan mengikuti retret di pusat meditasi. Suatu hari nanti, ia berharap dapat menyelenggarakan retret di desa-desa kecil di Burma. Banyak desa tidak memiliki guru meditasi, jadi ia berharap dapat mendatangkan guru meditasi untuk mengadakan retret di desa-desa seperti itu.

"Saya pikir setiap meditator harus mencoba untuk setidaknya menjadi seorang sotāpanna," katanya. Jika seseorang mencapai tingkat tersebut selama latihan, ia telah melihat nibbāna dan dapat dipastikan tidak akan mengalami kelahiran kembali lebih dari tujuh kali. Tidak terlahir kembali berarti kebebasan permanen dari penderitaan. Dilahirkan berarti seseorang harus menjadi tua dan mati; dan untuk hidup, seseorang harus bersusah payah untuk menjaga batin dan jasmani tetap hidup. Jadi, seseorang harus menanggung beban penderitaan fisik dan penderitaan mental.

Hanya melalui latihan meditasi pandangan terang, seseorang dapat mengembangkan batin yang seimbang, yang tidak terlalu terpengaruh oleh pasang surutnya kehidupan. Apabila seseorang menjadi Arahat, maka ia tidak akan terpengaruh sama sekali oleh perubahan-perubahan dalam kehidupan. Seseorang mungkin saja mengalami penderitaan fisik, tetapi ia tidak akan terpengaruh secara mental, karena batinnya akan tetap tenang dan damai.

Tujuan Meditasi Kesadaran

Tujuan dari meditasi pandangan terang tentu saja bukan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani, melainkan untuk menyembuhkan penyakit batin berupa keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Ketika kekotoran-kekotoran batin tersebut dilenyapkan, batin akan menjadi murni dan damai. Ini akan menjadi kehidupan kita yang terakhir, dan tidak akan ada lagi kelahiran kembali. Jadi, penderitaan dalam siklus kelahiran dan kematian akan berakhir.

"Tujuan dari meditasi Vipassana tentu saja bukan untuk menyembuhkan penyakit jasmani, melainkan untuk menyembuhkan penyakit batin berupa keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin."
Ketika konsentrasi telah dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama, beberapa meditator mengalami kesembuhan dari penyakitnya. Beberapa pasien yang menderita penyakit kritis atau kronis memilih melakukan meditasi pandangan terang dan sembuh. Jika penyakitnya parah dan efek samping dari obat-obatan sangatlah buruk, orang-orang yang memiliki keyakinan kuat terhadap meditasi akan bersiap untuk bermeditasi sampai mati. Mereka mungkin akan sembuh secara ajaib atau mungkin juga akan mati. Namun, seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat mengerti bahwa mati saat bermeditasi adalah cara terbaik untuk meninggal dunia. Seseorang yang penuh kesadaran dan memiliki batin yang bajik pada saat kematiannya, terjamin akan memperoleh kelahiran kembali yang baik. Meditasi mengembangkan kebijaksanaan, yang akan memperpendek siklus kelahiran kembali dan mempercepat pencapaian nibbāna. Melihatnya dengan cara ini, seseorang akan mendapati bahwa ia tidak mungkin rugi, melainkan akan mendapatkan segala keuntungan dengan berlatih meditasi dengan tekun.

Selain itu, penyakit seringkali berhubungan dengan pikiran, misalnya seseorang bisa jatuh sakit akibat stres atau depresi. Mengingat meditasi memperbaiki ketidakseimbangan mental, maka gangguan psikosomatik apa pun juga akan disembuhkan.

Setelah mempertimbangkan berbagai manfaat ini, terutama kesembuhan luar biasa yang dialami oleh Suster Hla Myint, kami berharap para pembaca akan terinspirasi untuk berlatih meditasi pandangan terang. Bagi mereka yang telah berlatih, kami berharap mereka akan mendapatkan lebih banyak lagi antusiasme dan semangat dalam latihannya. Akan tetapi, perlu kami tekankan kembali bahwa tujuan dari meditasi adalah untuk melenyapkan penderitaan dengan mencapai nibbāna. Penyembuhan penyakit, jika terjadi, merupakan dampak sekunder.

Semoga semua makhluk sehat dan bahagia. Semoga mereka menemukan jalan yang menuju pada akhir dari penderitaan.


Tamat

Lihat Bagian 1 di sini


Diterjemahkan dari Healing through Insight Meditation, ditulis oleh Bhikkhu Visuddhācāra, seizin Bhikkhu Pesala, Association for Insight Meditation, www.aimwell.org