5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Menjaga Sila

Dipa Ma


Berikut ini adalah cerita yang disampaikan oleh Dipa Ma:
"Di negara-negara Buddhis, umat Buddha menjalankan delapan sila (moralitas) empat hari dalam sebulan, dan mereka pergi ke vihara pada bulan purnama. Pada suatu hari di bulan purnama, saya dan seorang teman wanita memutuskan untuk pergi ke vihara. Ketika kami meninggalkan rumah, hujan turun rintik-rintik, tetapi ketika kami sudah berada di dalam bus, hujan mulai turun dengan deras. Ketika kami turun dari bus, hujan semakin deras dan jalan menuju vihara telah tertutup air. Ada beberapa orang menunggu kami di vihara, tetapi kami tidak bisa berjalan ke sana karena kami basah kuyup, kedinginan, dan menggigil. Saat itu sebuah mobil melintas dan berhenti di depan kami. Pria di dalamnya memberitahu kami ada sebuah rumah baru yang sangat bagus di dekat sana. Ia mengantarkan kami dengan mobilnya ke rumah itu. Tak lama kemudian, mobil itu berhenti di depan sebuah rumah yang ditata dengan apik dan memiliki gerbang di depannya. Kami masuk melewati gerbang itu dan menaiki tangga, di mana kami memutuskan untuk berteduh sampai hujan berhenti. Kami menunggu sekitar lima belas menit, kemudian bergegas ke vihara. Begitu kami tiba, orang-orang berkata, "Oh, kalian basah kuyup! Bagaimana itu bisa terjadi?" Kami menceritakan kepada mereka ketika turun dari bus, hujan turun dengan deras dan jalanan tergenang air, kemudian kami menemukan sebuah rumah dan berteduh di sana. Kami menggambarkan rumah berlantai dua yang baru dibangun itu kepada mereka. Namun, penduduk setempat dan para bhikkhu vihara itu yang setiap hari berjalan berkeliling mengumpulkan dana makan di daerah itu, mengatakan, "Kami tidak pernah melihat ada rumah seperti itu di tempat yang Anda ceritakan." "Ya, begitulah, mungkin saja ada kesalahan," kata saya kepada mereka,"Tetapi kami tadi menunggu di sana selama lima belas sampai dua puluh menit, jadi, memang ada sebuah rumah di sana."
Ada sedikit perdebatan, dan akhirnya kami berkata,"Baiklah, kita lihat saja nanti." Kemudian kami mendengarkan ceramah Dhamma, setelah itu dalam perjalanan pulang kami mencoba mencari rumah itu. Kami kembali ke lokasi itu tetapi tidak dapat menemukan rumah itu lagi. Bagaimana mungkin, kami bertanya-tanya dengan heran, kami telah memasuki sebuah rumah yang sekarang sudah tidak ada lagi? Kami mencoba mencari di jalan lainnya, tetapi tetap saja kami tidak dapat menemukannya.

Keesokan harinya, Bhikkhu di vihara mengatakan bahwa ia telah mencoba mencari rumah yang kami ceritakan itu, tetapi ia juga tidak dapat menemukannya. Kami memutuskan untuk kembali ke sana dan mencarinya sekali lagi, namun tetap tidak berhasil. Terjadi diskusi panjang lebar mengenai kejadian ini. Kami akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa karena kami menjalankan sila (moralitas), mempraktikkan Dhamma, dan telah berdoa, "Semoga para dewa dan dewi melindungi kami dari segala macam bahaya," mereka telah datang membantu kami dan membuatkan tempat berteduh agar kami terhindar dari hujan. Inilah sebabnya mengapa saya selalu mengatakan pada Anda semua untuk selalu berusaha menjalankan sila. Karena pasti seseorang akan menolong dan melindungi Anda dari segala macam bahaya. Ini dari pengalaman saya sendiri. Waktu itu kami berdua, jadi saya tahu itu bukan hanya sekedar mimpi atau khayalan saya. Para dewa dan dewi benar-benar datang membantu kami. Setelah Dipa Ma menceritakan kisah ini, seorang muridnya, Leslie Fowler, yang mendengar Dipa Ma menceritakan kisah ini secara langsung, mengenang reaksinya: "Saya menyukai wanita dalam bungkusan putih kecil itu [Dipa Ma] yang datang ke aula dan menceritakan kisah-kisah dari latihannya untuk menyemangati kami. Salah satu ceritanya adalah tentang sebuah rumah yang muncul secara ajaib di tengah hujan untuk menaunginya karena beliau adalah seorang pelayan Dhamma sejati. Ketika kami yang berada di aula meditasi tertawa, sedikit menggoda guru kami yang terkenal itu, beliau menatap kami, tidak memahami ketidakpercayaan kami seperti halnya kami tidak memahami keyakinannya.""Itu memang sungguh terjadi," katanya, dan kami pun terdiam."

--

Weekly Dipa Ma
Diterjemahkan dari artikel dari Grup Facebook Dipa Ma