5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Kualitas Khusus Sotāpatti Magga (2A)

Kualitas Khusus dari Sotāpatti Magga (Bagian 2A)
 
Hari ini, tanggal 20 Juni 2021, saya akan melanjutkan topik ceramah dhamma bulan lalu tentang kualitas-kualitas khusus dari sotāpatti magga, berdasarkan tulisan YM. Mahasi Sayadaw.

Pada kesempatan ini, saya juga ingin berbagi tiga hal lagi yang patut diperhatikan dari YM. Mahasi Sayadaw yang saya rasa akan bermanfaat bagi latihan anda:

1. Ketika pengetahuan vipassanā belum tumbuh dengan jelas, seseorang berpikir bahwa melihat juga adalah "aku", mendengar juga adalah "aku", dsb. Jika seseorang merenung, ia cenderung berpikir seolah-olah ada sesosok diri yang hidup di dalam tubuhnya. Bagi para sotāpanna yang telah mencapai sotāpatti magga, tidak ada lagi pandangan salah dan kemelekatan ini. Apakah seseorang mengamati, atau merenung, jelaslah bahwa: "Hanya ada fenomena jasmani dan batin yang terus-menerus muncul dan lenyap. Tidak ada makhluk atau aku." Dengan cara inilah seseorang terbebas dari sakkāyadiṭṭhi, pandangan salah mengenai diri.

2. Dengan berkembangnya faktor-faktor jalan vipassanā, para sotāpanna secara pribadi telah mengalami empat Kebenaran Mulia. Oleh karena itu, mereka tidak lagi percaya atau menerima doktrin-doktrin yang menyatakan bahwa seseorang dapat terbebas dari penderitaan tanpa mengembangkan faktor-faktor jalan vipassanā dan tanpa berlatih untuk memahami empat Kebenaran Mulia.

3. Puthujjana berarti seseorang yang memiliki banyak guru. Karena seseorang belum mengetahui Dhamma yang benar bagi dirinya sendiri, maka ia memandang tinggi dan mengagumi keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik lain serta guru-guru lain.

1. Kilesa apa saja yang dapat disingkirkan dengan meditasi vipassanā?

Akan tetapi, meditasi Vipassanā, dapat melenyapkan kilesa-kilesa ārammaṇanusaya yang terpendam dalam objek-objek, dan yang harus diamati melalui karakteristik-karakteristik ketidak-kekalan, dsb. Akan tetapi, meditasi ini belum dapat menyingkirkan kilesa-kilesa santānānusaya.

2. Apa yang dapat mencabut santānānusaya kilesa?

Hanya ariya magga, jalan mulia, yang dapat mencabut kilesa-kilesa santānānusaya ini. Oleh karena itu, dikatakan bahwa sotāpatti magga dapat menghancurkan dan melenyapkan kumpulan keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) yang sebelumnya tidak dapat dihancurkan  dan dilenyapkan. Akan tetapi, hal ini tidak mengacu pada semua kekotoran batin yaitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin. Ini hanya mengacu pada kilesa-kilesa apāyagamīya, kekotoran-kekotoran batin yang dapat menyebabkan seseorang terlahir kembali di empat alam rendah.
Ini berarti seseorang menghancurkan dan melenyapkan kumpulan lobha, dosa dan moha yang tidak dapat dilenyapkan sebelum mencapai sotāpatti magga, yang sebelumnya tidak dapat dihancurkan dan dilenyapkan, dan yang dapat membuat seseorang terlahir kembali di empat alam rendah.

3. Mengapa seseorang hendaknya tidak berhenti bermeditasi vipassanā sebelum mencapai sotāpatti magga?

Meskipun seseorang memahami dengan pengetahuan vipassanā bahwa: "Hanya ada fenomena batin dan jasmani yang terus-menerus muncul dan lenyap. Tidak ada makhluk atau aku," namun, jika ia menghentikan latihan meditasi vipassanā sebelum mencapai sotāpatti magga, maka ia dapat kembali meyakini bahwa diri, jiwa atau "aku" itu ada. Bahkan meskipun ia tidak meyakininya dalam kehidupan sekarang ini, di kehidupan mendatang, ia dapat berpikir dan melekat kembali pada keyakinan tersebut.
Jika seseorang mencapai sotāpatti magga, pemahaman yang salah ini, attadiṭṭhi dan sakkāyadiṭṭhi, tidak akan pernah bisa tumbuh lagi. Karena pemusnahan oleh sotāpatti magga, maka seseorang terbebas dari sakkāyadiṭṭhi yang menganggap bahwa kelompok batin dan jasmani adalah sesosok diri. Ada sebuah ayat yang ditulis mengenai bagaimana seseorang menjadi bebas dari sakkāyadiṭṭhi. "Sotapanna tidak memiliki pandangan salah bahwa kelompok batin dan jasmani adalah suatu diri."

4. Bagaimana seseorang terbebas dari sakkāyadiṭṭhi, pandangan salah tentang diri ?

Ini berarti bahwa bagi sotāpanna, tidak ada lagi pandangan salah dan kemelekatan pada kelompok jasmani dan batin yang dengan jelas muncul pada saat melihat, mendengar, dsb., sebagai sesosok diri yang hidup atau "aku".
Ketika pengetahuan vipassanā belum tumbuh dengan jelas, seseorang berpikir bahwa melihat juga adalah "aku", mendengar juga adalah "aku", dsb. Jika seseorang merenung, ia cenderung berpikir seolah-olah ada sesosok diri yang hidup di dalam tubuhnya. Bagi para sotāpanna yang telah mencapai sotāpatti magga, tidak ada lagi pandangan salah dan kemelekatan ini. Apakah seseorang mengamati, atau merenung, jelaslah bahwa: "Hanya ada fenomena jasmani dan batin yang terus-menerus muncul dan lenyap. Tidak ada makhluk hidup atau aku." Inilah bagaimana seseorang terbebas dari sakkāyadiṭṭhi, pandangan salah tentang diri.

5. Bagaimana seseorang melihat Buddha yang benar, Buddha yang sejati?

Selanjutnya, seorang sotāpanna memiliki keyakinan yang kuat, karena telah melihat Buddha dengan pengetahuan, seperti yang dikatakan dalam ungkapan: "Buddhe aveccapasādena samannāgato - setelah melihat Buddha dengan pengetahuan, seseorang dilimpahi dengan saddha, keyakinan." Cara melihat dengan pengetahuan adalah: karena mengalami sendiri Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, seseorang melihat dengan pengetahuan yang dapat meyakinkannya bahwa ini adalah Buddha yang benar, Buddha yang sejati.
 

 

Diterjemahkan dari ceramah Tharmanaykyaw Sayadaw, Kualitas Khusus dari Sotāpatti Magga (Bagian 2), 20 Juni 2021.