5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Seberapa Pentingnya Berlatih (4C)

Seberapa Pentingnya Berlatih (4C)

Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 4C)

12. Kapankah perasaan netral, Upekkhā Vedanā, muncul?

Seorang yogi juga harus mengamati hingga penderitaan batin, kecemasan, dsb., dalam batinnya lenyap. Kemudian, apabila perasaan-perasaan menyenangkan yang jelas muncul akibat kontak fisik yang menyenangkan pada tubuh, maka ia juga harus mengamatinya. Yogi juga harus mengamati sukacita dan kebahagiaan, perasaan-perasaan menyenangkan di dalam batin. Ketika perasaan netral yang bukan baik maupun buruk muncul dengan jelas, yogi juga harus mencatatnya. Perasaan netral ini, upekkhā vedanā jarang muncul. Perasaan-perasaan netral ini cenderung muncul hanya ketika pengetahuan khusus telah menjadi matang. Seorang yogi harus mengamati ketiga jenis perasaan ini ketika mereka muncul. Berikut ini adalah kutipan yang diberikan: "Perasaan baik, buruk, netral, seseorang harus mencatatnya ketika mereka muncul."

Di sini, "Baik" berarti perasaan yang menyenangkan, sukha vedanā. "Buruk" berarti dukkha vedanā. "Netral" berarti upekkhā vedanā. Tiga jenis perasaan ini muncul hanya satu pada satu momen. Oleh karena itu, kita mengatakan bahwa seseorang harus mengamati dan mengetahui mereka saat mereka muncul. Ini sudah cukup untuk memahami bagaimana mempraktikkan perhatian penuh terhadap perasaan, vedanānupassanā.

13. Apakah yang dimaksud dengan "Objek Dhamma"?

Objek apa pun yang muncul yang tidak termasuk aktivitas jasmani, aktivitas batin, atau perasaan disebut sebagai "objek-objek Dhamma". Apakah objek-objek Dhamma itu? Objek-objek itu adalah melihat, mendengar, dan sebagainya.

14. Apakah Āyatanadhammānupassanā itu?

Ketika sedang mengamati kembung kempis, jika yogi melihat sesuatu, ia harus mencatatnya sebagai "melihat". Jika yogi mendengar sesuatu, ia harus mencatatnya sebagai "mendengar". Jika mencium sesuatu, ia harus mencatatnya sebagai "mencium". Ketika makan, jika ia mengetahui rasanya, ia harus mencatatnya sebagai "mengecap". Jika ia menyentuh sesuatu, ia harus mencatatnya sebagai "sentuh." Jika ia merencanakan, ia harus mencatatnya sebagai "merencanakan". Mengamati dan mengetahui dengan cara ini adalah sesuai dengan pernyataan "Cakkhuñca pajānāti, rūpe ca pajānāti," dst., yang dijelaskan dalam Tafsiran tentang Āyatanadhammānupassanā.

15. Apakah Nivaranadhammānupassana itu?

Kemudian, jika yogi menginginkan sesuatu, ia harus mencatatnya sebagai "ingin." Jika ia menyukai sesuatu, maka ia harus mencatatnya sebagai "suka." Ini adalah metode pengamatan kāmacchandha secara ringkas. Jika byābāda, kemarahan dan kebencian muncul, ia harus mencatatnya sebagai "marah," dst. Jika thinamiddha, kemalasan muncul, ia harus mencatatnya sebagai "malas", dst. Jika uddhacca, kegelisahan dan kukkucca, penyesalan muncul, ia harus mencatatnya sebagai "gelisah" dan "menyesal". Jika yogi meragukan Buddha dan Dhamma, ia harus mencatatnya sebagai "ragu." Ia bahkan mungkin berpikir bahwa keraguan ini adalah pengetahuan perenungan.

Oleh karena itu, ketika sedang mengamati kembung kempis, dsb., jika yogi merenungkan cara berlatih, maka ia harus mencatatnya sebagai "merenung." Mengamati dengan cara ini sesuai dengan pernyataan "Santaṁ vā ajjhataṁ kāmacchandaṁ atthi me ajjattaṁ kāmacchandoti pajānāti," dst., yang dijelaskan dalam Tafsiran tentang Nivaranadhammānupassana.

16. Apa yang harus diamati ketika mempraktikkan Satipaṭṭhāna?

Ketika sedang mengamati kembung kempis, jika Dhamma seperti melihat, mendengar, menginginkan, menyukai, dsb., muncul, maka yogi harus mengamati Dhamma yang muncul ini dan mengetahuinya. Berikut kutipan yang diberikan: "Seseorang harus mengetahui Dhamma-dhamma yang muncul secara mencolok/dominan atau jelas."

Dengan demikian, tidak ada lagi fenomena yang tidak diketahui. Seorang yogi akan mengetahui semua fenomena yang muncul di dalam tubuh. Apa yang baru saja dibahas telah melengkapi semua fenomena yang harus diketahui. Ini berarti: amati aktivitas -aktivitas jasmani setiap kali muncul. Amati aktivitas batin setiap kali muncul. Amati perasaan setiap kali muncul. Amati objek-objek Dhamma setiap kali muncul. Ini adalah keseluruhan metode untuk mengembangkan empat satipaṭṭhāna. Ini adalah semua hal yang diketahui oleh yogi setelah mencatat dan mengamati.


Saya akan mengakhiri ceramah Dhamma di sini dan sebelum kita menutup ceramah Dhamma, marilah kita mengulang kembali tiga hal yang patut dicatat dari YM. Mahasi Sayadaw:

1. Berlatihlah meditasi satipaṭṭhāna vipassanā sekarang juga. Jika seseorang berlatih sekarang, maka ia akan mendapatkan manfaatnya sekarang juga.

2. Ada banyak orang yang sakit parah, yang dokternya telah menyerah dan berkata: "Tidak ada lagi pengobatan yang bisa dilakukan, hanya menunggu kematian," tetapi akhirnya sembuh bahkan dari penyakit-penyakit parah itu ketika mereka berlatih meditasi.

3. Objek apa pun yang muncul yang tidak termasuk dalam aktivitas jasmani, aktivitas batin, atau perasaan disebut sebagai "objek Dhamma".

Semoga anda sehat dan bahagia. Sādhu.... sādhu.... sādhu....



Lihat Seberapa Pentingnya Berlatih (4A)

Diterjemahkan dari ceramah Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 4), 21 Maret 2021.