5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Seberapa Pentingnya Berlatih (4B)

Seberapa Pentingnya Berlatih (4B)

Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 4B)

6. Bagaimana keyakinan dalam latihan tumbuh?

Ini adalah ehipassiko - Dhamma yang layak untuk mendorong dan mengundang seseorang agar "Datang dan melihat, mempraktikkan dan melihat." Ketika seseorang berlatih karena didorong untuk "Berlatih dan melihat", jika hasilnya tidak muncul setelah beberapa waktu, maka hal itu tidak dapat diterima. Itu hanya dapat diterima jika manfaatnya muncul dalam waktu singkat atau dengan segera. Orang tersebut akan berterima kasih kepada orang yang mendorongnya. Sebagai contoh, jika ada orang sakit meminum obat tertentu karena orang lain mengatakan: "Cobalah obat ini," namun, penyakitnya tidak segera sembuh, maka orang yang sakit itu tidak akan percaya pada obat itu atau pada orang yang menganjurkannya. Tetapi, apabila setelah meminum obat tersebut, ia merasa lebih baik dan penyakitnya sembuh dalam sehari atau semalam, maka ia akan percaya pada obat tersebut. Ia akan berterima kasih kepada orang yang merekomendasikan obat tersebut yang telah mendorongnya untuk meminumnya.

Obat ini menjadi layak untuk mendorong seseorang agar "Mencoba dan melihat." Demikian pula, Dhamma Sang Buddha juga merupakan ehipassiko - Dhamma yang layak untuk mendorong dan mengundang seseorang agar "Datang dan melihat, mempraktikkan dan melihat." Apabila seseorang sungguh-sungguh mempraktikkannya sesuai dengan ajakan dan nasihat yang diberikan, maka ia akan mengalami manfaat akan kebebasan dari nafsu keinginan dan kekotoran-kekotoran batin lainnya di kehidupan saat ini juga. Setelah merasakan Dhamma dengan cara ini, maka ia akan sangat berterima kasih kepada orang yang mendorongnya untuk berlatih.

7. Bagaimana seharusnya seseorang mempraktikkan Vedanānupassanā?

 Setelah duduk bermeditasi dalam waktu yang lama, perasaan yang tidak menyenangkan seperti kekakuan, rasa sakit, dan sebagainya, dapat muncul. Pada saat itu, yogi harus mengamati perasaan-perasaan yang jelas. Jika ada kekakuan, ia harus memusatkan perhatiannya pada tempat di mana ia merasa kaku, dan mencatat serta mengamatinya dengan satipaṭṭhāna sebagai "kaku, kaku". Jika terasa panas, ia harus mencatatnya sebagai "panas, panas". Jika terasa sakit, ia harus mencatatnya sebagai "sakit, sakit." Sebagai tambahan, jika terasa gatal, dan seterusnya, ia harus mencatatnya sebagai "gatal, gatal", dan seterusnya, sesuai dengan apa yang muncul.

8. Pepatah apa yang sangat berguna ketika seseorang berlatih Vedanānupassanā?

Ketika mengamati seperti ini, rasa kaku, panas, dan sebagainya, mungkin akan terasa semakin kuat. Karenanya, keinginan untuk bergerak mungkin muncul. Akan tetapi, yogi hendaknya tidak langsung mengubah postur tubuhnya. Setelah mencatat niat ini sebagai "ingin bergerak", yogi harus menyadari perasaan yang tidak menyenangkan ini dan mengamatinya. Bersabar dan bertahan dengan cara ini disebut khantīsamvara. Ada pepatah Myanmar yang mengatakan: "Jika seseorang sanggup bertahan, maka ia dapat merealisasi nibbāna." Pepatah ini sangat berguna dalam kaitannya dengan latihan meditasi.

9. Bagaimana pengetahuan pandangan terang dapat tumbuh dan Nibbāna dapat dicapai?

Hanya mengamati disertai dengan keteguhan, setelah berkembangnya konsentrasi, barulah pengetahuan-pengetahuan pandangan terang dan pengetahuan-pengetahuan jalan dan buah dapat muncul, dan nibbāna dapat dicapai. Jika yogi tidak dapat bertahan, dan sering berganti-ganti postur, maka akan sulit bagi konsentrasi untuk berkembang. Jika konsentrasi tidak berkembang, maka pengetahuan pandangan terang tidak bisa tumbuh. Oleh sebab itu, seseorang tidak dapat mencapai nibbāna melalui pengetahuan jalan dan buah.

10. Kapankah perasaan tidak menyenangkan yang sulit bertahan bisa hilang?

Oleh karena itu, dengan menahan diri sebisa mungkin, seorang yogi harus mengamati perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tersebut. Ketika perhatian penuh, konsentrasi, dan pengetahuan telah berkembang kuat, perasaan-perasaan tidak menyenangkan yang sulit bertahan itu bisa lenyap seakan-akan telah disingkirkan. Ada banyak orang sakit parah, dimana dokternya telah menyerah dan berkata: "Tidak ada lagi pengobatan yang bisa dilakukan, hanya menunggu kematian saja," tetapi akhirnya sembuh bahkan dari penyakit-penyakit yang parah, ketika mereka berlatih meditasi.  Oleh karena itu, seseorang harus sebisa mungkin bertahan dan mengamati perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tersebut.

11. Apa yang seharusnya dilakukan yogi ketika perasaan tidak menyenangkan itu menjadi sangat kuat sehingga tidak dapat ditahan lagi?

Ketika perasaan tidak menyenangkan menjadi sangat kuat dan yogi tidak sanggup menahannya lagi, maka ia dapat mengubah postur tubuh. Ketika mengubah postur tubuh, setelah mencatat niat untuk bergerak, yogi harus mengamati gerakan tubuh yang sedang mengubah postur itu secara menyeluruh dan tanpa jeda. Setelah mengamati dengan cara ini, ia harus kembali mengamati kembung kempisnya perut.


Dikutip dari ceramah oleh Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 4), 21 Maret 2021.