5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan - Paticcasamuppada (3/3)

 

CG,Sun

Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan - Paticcasamuppada

    Di sini, proses-proses batin dan jasmani anda lenyap. Mereka tidak lagi berlangsung lebih lama atau tidak sama sekali. Penderitaan anda lenyap. Anda mencapai lenyapnya penderitaan. Apakah anda mengerti? Mengapa? Karena anda memperhatikan apa yang anda dengar. Karena anda mencatat apa yang anda dengar. Karena anda sadar akan apa yang anda dengar atau kesadaran pendengaran. Ketika anda dapat berperhatian penuh pada kesadaran mendengar ketika anda sedang mendengar sesuatu, kesadaran atau pikiran tidak dapat menilai objek itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan karena perhatian penuh yang tajam dan kuat.

    Ini disebut menutup pintu. Pintu seperti apa yang tertutup? Pintu telinga tertutup. Bagaimana pintu telinga ditutup, dengan apa? Pintu telinga ditutup dengan perhatian penuh. Maka musuh tidak bisa masuk. Siapakah musuh itu? Tanha (vedana atau perasaan adalah pelopor). Ketika anda mendengar lagu yang merdu, jika perhatian penuh anda menjadi terus menerus, konstan, dan kuat, tidak ada kekotoran batin yang bisa masuk ke dalamnya. Anda dapat menutup telinga anda. Jadi, perhatian penuh mencegah kekotoran batin masuk ke dalam batin anda melalui pintu telinga. Oleh karena itu, anda harus mengamati bunyi atau suara, "mendengar, mendengar".
    Hal yang sama berlaku untuk lima pintu indera lainnya. Ketika anda melihat sesuatu, catatlah, "melihat". Itu adalah menutup pintu mata. Ketika anda mendengar sesuatu, catat, "mendengar". Itu adalah menutup pintu telinga. Ketika anda mencium aroma atau bau, catat, "mencium", itu menutup pintu hidung. Ketika anda makan sesuatu, anda harus mencatat semua tindakan dan gerakan yang terlibat dalam tindakan makan, catat, "mengambil", "membuka mulut", "memasukkan ke dalam mulut", "mengunyah", "mencicipi", dan seterusnya. Ketika Anda mengamati setiap kondisi mental atau proses fisik, anda tidak dapat menikmati makanan Anda karena perhatian penuh yang kuat mencegah kekotoran-kekotoran batin masuk ke dalam pintu lidah.
    Misalnya, jika anda merasakan rasa manis saat anda mengunyah makanan, catatlah, "mengunyah, mengunyah", atau "manis, manis". Kemudian, ketika perhatian penuh menjadi kuat, anda tidak lagi mengenal makanan itu sebagai manis lagi, karena apa yang anda sadari pada saat itu adalah ada sesuatu yang sedang dikunyah atau ada sesuatu yang sedang digigit; oleh kedua rahang. Kemudian anda tidak mengidentifikasikan rasa itu dengan diri anda sendiri. Anda tidak mengidentifikasikan gerakan rahang dengan diri anda sendiri. Ada dua hal yang bergerak secara konstan dan juga ada sesuatu di antara kedua hal ini. Itu saja. Lalu anda tidak merasakan rasa manis. Karena anda tidak merasakan rasa manis, anda tidak punya keinginan untuk menikmatinya. Jika pencatatan anda lebih kuat dan lebih detil, perlahan-lahan anda ingin muntah. Mengapa? Karena anda tidak menyukai makanan itu. Apakah itu baik? Itu tidak baik, karena kebencian juga merupakan salah satu kekotoran batin, dosa. Anda harus merasakan perasaan netral, tanpa kesenangan atau ketidaksenangan. Jika anda merasa senang, anda akan memiliki keinginan; jika anda merasa tidak senang, anda akan merasa benci. Jadi, perasaan anda harus netral. Untuk membuatnya netral, anda harus memperhatikannya. Maka anda tidak mengetahui makanan itu enak atau tidak enak; makanannya disukai atau tidak disukai. Itu adalah tertutupnya pintu lidah.
    Hal tersebut merupakan indriya samvara. Indriya artinya enam pintu indra atau organ indera. Samvara artinya menutup atau memblokir. Anda menutup telinga dengan perhatian penuh. Maka tidak ada kekotoran mental yang akan masuk ke pikiran melalui telinga karena anda menutupnya. Ini disebut menutup atau memblokir enam pintu indera. Jadi, apa pun yang anda dengar, catatlah sebagai “mendengar”; apa pun yang anda lihat, catatlah sebagai, “melihat”; apa pun yang anda cium, catatlah sebagai,"mencium"; apa pun yang anda cicipi, catatlah sebagai, “mencicipi” atau “mengunyah” dan seterusnya; apa pun yang anda sentuh, catatlah sebagai, “menyentuh”; apa pun yang anda rasakan sebagai keras, catatlah sebagai, “keras, keras”; apa pun yang anda rasakan sebagai lembut, catatlah sebagai, “lembut, lembut”. Maka tidak ada kekotoran batin sama sekali, karena anda menyadari bahwa ini hanyalah kesadaran menyentuh.
    Dengan konsentrasi yang lebih dalam dan pandangan terang yang lebih jelas, anda bisa mengetahui kesadaran mendengar yang muncul dan lenyap, muncul dan lenyap. Kemudian anda menyadari ketidakkekalan kesadaran mendengar. Maka anda tidak punya keinginan atau kebencian apa pun, tidak ada kekotoran batin sama sekali. Itu adalah tujuan meditasi vipassana. Artinya pencapaian lenyapnya penderitaan melalui realisasi fenomena batin dan jasmani dalam sifat sebenarnya. Itulah yang menjadi tujuan para meditator vipassana. Para meditator Samatha tidak dapat menyadari fenomena batin atau jasmani, karena tujuannya adalah untuk mencapai tingkat konsentrasi yang lebih tinggi.
    Di awal pembicaraan ini saya telah memberi tahu anda tentang tiga jenis tentang pemusnahan atau pelenyapan. Ketika anda mendengar lagu merdu itu, dan jika anda mengamatinya sebagai, “mendengar”, anda akan mengetahui hal itu di sana adalah pendengaran dan terdapat objek serta pikiran yang mencatatnya dengan konsentrasi yang dalam. Jika anda tidak mengamati, “mendengar”, seperti yang saya lakukan. Dijelaskan, anda mempunyai keinginan terhadap lagu tersebut atau ingin melihat penyanyinya. Keinginan itu muncul tergantung pada perasaan atau sensasi. Tapi ketika anda dapat mengamati atau menyadari apa yang anda dengar, yang anda tahu hanyalah mendengar, lagu dan pikiran yang mencatatnya. Inilah vipassana ñana yang memahami dengan benar kesadaran mendengar, lagu (atau suara) dan pikiran yang mencatatnya. Pemahaman yang benar atau realisasi atau pandangan terang ini melenyapkan beberapa kekotoran batin, kekotoran batin mungkin saja muncul ketika anda tidak mampu mengamatinya.
    Kiranya , ada kekotoran batin lainnya. Katakanlah, ketika kamu melihat sesuatu maka akan timbul keinginan untuk melihat; ketika kamu mencicipi sesuatu akan timbul keinginan untuk mencicipi. Keinginan ini, tanha, lobha masih belum tersentuh karena yang harus kamu lenyapkan adalah keinginan, tanha yang mungkin timbul ketika anda tidak mampu untuk mengamati pendengaran. Jadi, sebagian dari keinginan atau tanha hancur dengan pemahaman yang benar saat anda mengamati pendengaran. Itu adalah pemusnahan sebagian atau pelenyapan sebagian kilesa melalui vipassana ñana, pengetahuan pandangan terang.
    Semoga kalian semua mampu menutup keenam pintu indera kalian dengan perhatian murni yang terus-menerus hingga mencapai tujuan kalian.



(Bagian 1, Bagian 2)

Dari Buku Paticcasamuppada - Dependent Origination Oleh Chanmyay Sayadaw.