5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan - Paticcasamuppada (2/3)

Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan


Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan- Paticcasamuppada

    Karena perasaan menyenangkan, Anda memiliki keinginan untuk bertemu dengan penyanyi atau untuk mendengar lagu itu berulang kali. Keinginan tersebut disebabkan oleh perasaan menyenangkan. Vedana paccaya tanha dalam bahasa Pali. Keinginan yang dikondisikan oleh perasaan menyenangkan.
    Kemudian, ketika keinginan tersebut tidak diatasi dengan mencatatnya atau dengan menyadarinya, maka muncullah keinginan yang lebih kuat. Keinginan yang lebih kuat ini disebut mencengkeram, upadana. Anda mencengkeramnya, anda tidak pernah melepaskannya, anda mencengkeramnya dengan kuat. Pencengkeraman disebabkan oleh keinginan. Tanha paccaya upadana dalam bahasa Pali.
    Cengkeraman membuat anda melakukan sesuatu untuk mencapai apa yang dicengkeram. Perbuatan atau tindakan itu disebabkan oleh cengkeraman. Jadi, tindakan atau perbuatan itu muncul bergantung dari pencengkeraman atau, tindakan atau perbuatan itu dikondisikan oleh cengkeraman. Upadana paccaya bhavo. Bhava di sini berarti tindakan atau perbuatan.
    Karena tindakan itu, anda terlahir kembali. Kelahiran kembali itu terjadi disebabkan oleh tindakan yang anda lakukan di kehidupan sebelumnya. Ini berarti bhava paccaya jati . Jati berarti kelahiran kembali. Kelahiran kembali itu dikondisikan oleh tindakan atau perbuatan di kehidupan sebelumnya, bhava paccaya jati.
    Ketika Anda terlahir kembali, Anda pasti akan mengalami penuaan, menjadi tua dan mati. Usia tua dan kematian ini disebabkan oleh kelahiran kembali tersebut. Dengan kata lain, usia tua dan kematian dikondisikan oleh kelahiran kembali. Jati paccaya jara marana. Jara berarti usia tua, marana berarti kematian.
    Kemudian ada banyak penderitaan, baik jasmani maupun batin, sebelum anda mati karena kelahiran kembali. Dengan cara ini, anda harus memiliki banyak penderitaan karena anda tidak mencatat lagu atau kesadaran mendengar sebagai, "mendengar, mendengar". Apakah anda mengikuti sebab akibat yang saling bergantungan ini, paticcasamuppada ? Karena anda memiliki telinga, telinga kontak dengan lagu tersebut. Kemudian karena kontak tersebut, anda memiliki perasaan senang terhadap lagu tersebut. Salayatana paccaya phasso. Phassa paccaya vedana. Salayatana di sini berarti enam organ indera (mata, telinga, hidung, lidah, jasmani dan batin). Karena anda memiliki enam organ indera ini (dalam kasus indera telinga), anda memiliki kontak dengan lagu. Jadi, kontak itu muncul tergantung pada telinga, salah satu dari keenam indera tersebut. Itu berarti salayatana paccaya phasso. Phasso berarti kontak. Kontak ini dikondisikan oleh enam organ indera. Ketika telinga bersentuhan dengan lagu, maka muncullah kesadaran mendengar. Meskipun Anda memiliki telinga, jika tidak ada lagu atau suara, tidak akan ada kontak. Karena anda memiliki telinga dan ada lagu, maka terjadilah kontak. Telinga yang bersentuhan dengan suara. Karena adanya kontak itu, maka muncullah kesadaran mendengar.
    Kesadaran pendengaran tersebut berasosiasi yaitu dengan, kesadaran mental yaitu sañña (persepsi), vedana (perasaan, sensasi), manasikara (perhatian), cetana (kehendak), phassa (kontak), ekaggata (keterpusatan pada satu titik) dan jivitindriya (vitalitas, kehidupan psikis). Oleh karena itu, salah satu asosiasi mental, yang muncul bersamaan dengan kesadaran mendengar adalah perasaan. Perasaan ini sangat jelas, lebih kuat daripada asosiasi mental lainnya. Segera setelah anda mendengar lagu itu, anda harus mengamatinya, "mendengar, mendengar", dengan penuh perhatian, penuh semangat, dan agak cepat, sehingga batin yang mencatat menjadi semakin kuat dan menguasai kesadaran mendengar. Kesadaran tidak bisa mendengar lagu dengan sangat jelas. Jadi, tidak akan muncul penilaian apa pun. Kesadaran tidak dapat menilai apakah lagu itu baik atau buruk karena tidak dapat menangkap lagu itu dengan sangat baik. Mengapa? Karena pikiran yang mencatat mengganggunya dan menguasainya.
    Anda mencatat, "mendengar, mendengar". Kemudian, pendengaran tidak mampu mengetahui objek dengan sangat baik dan tidak dapat menilai apakah itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Meskipun ada kontak, tetap saja tidak akan muncul perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan. Perasaan itu dihilangkan oleh pikiran yang mencatat, perhatian penuh. Karena perhatian penuh terhadap apa yang anda dengar, maka tidak ada perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang muncul. Ini berarti perasaan itu dihilangkan atau dilemahkan oleh perhatian penuh yang konstan dan kuat. Tidak mungkin muncul perasaan menyenangkan.
    Karena tidak ada perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, maka Anda tidak memiliki keinginan terhadap lagu atau penyanyinya.
    Karena tidak ada keinginan, maka tidak akan ada cengkeraman.
    Karena tidak ada cengkeraman, maka tidak akan muncul tindakan atau perbuatan.
    Karena tidak ada tindakan atau perbuatan, maka anda tidak akan terlahir kembali (yaitu, sehubungan dengan kesadaran pendengaran ini). Maka kelahiran kembali kalian berhenti di sini. Mengapa? Karena ketika anda mendengar lagu, anda mencatatnya, anda mengamatinya, anda memperhatikannya.
    Kemudian, semua jenis penderitaan berhenti di sini. Anda tidak lagi menderita. Mengapa? Karena anda memperhatikannya, anda menyadari apa yang anda dengar sebagai, "mendengar, mendengar". Karena anda memiliki telinga dan ada sebuah lagu yang anda dengar, tetapi anda mengamatinya, anda mencatatnya, "mendengar, mendengar". Melalui perhatian penuh, dengan kekuatan perhatian penuh, pikiran anda tidak dapat menilai lagu atau objek tersebut baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga tidak ada perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
    Karena tidak ada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, maka tidak akan muncul keinginan sama sekali untuk bertemu dengan penyanyi atau mendengar lagu. Vedana nirodha tanha nirodha.
    Karena tidak adanya perasaan atau sensasi, maka tidak ada keinginan yang muncul.
    Karena tidak adanya keinginan, maka tidak ada cengkeraman sama sekali. Tanha nirodha upadana nirodha.
    Karena tidak adanya pencengkeraman, maka tidak akan ada tindakan atau perbuatan. Upadana nirodha bhava nirodha.
    Karena tidak adanya tindakan atau perbuatan, baik atau buruk, maka tidak akan ada kelahiran kembali lagi. Bhava nirodha jati nirodha.

 


(Bersambung - bagian 3)
Dari Buku Paticcasamuppada - Dependent Origination Oleh Chanmyay Sayadaw