5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

4. Mungkinkah Melihat Fenomena Sesungguhnya Hanya Dengan Mengamati?

Tanya-Jawab Mahasi Sayadaw

Pertanyaan 4: Yang Mulia, apakah mungkin untuk mengalami fenomena dalam pengertian yang sesungguhnya hanya dengan mengamati saja, misalnya dengan mengamati "berjalan", sebagai berjalan secara konseptual?

Mahasi Sayadaw: Ada tiga jenis "aku", yang pertama adalah "aku" yang disalahartikan sebagai seseorang atau sesosok diri dari segi pandangan salah (ditthi).
Yang kedua adalah "aku" yang dianggap sebagai sosok yang penting dari sudut pandang kebanggaan (mana).
Dan yang terakhir adalah "aku" yang kita gunakan dalam bahasa sehari-hari dari segi percakapan.
Ketika Anda mencatat "berjalan", "aku" yang terlibat di sini adalah jenis yang ketiga, yang digunakan bahkan oleh Buddha dan para Arahat, karena tidak ada hubungannya dengan ditthi dan mana.

Jadi, saya menginstruksikan para yogi untuk mencatat dengan menggunakan bahasa sehari-hari setiap langkah yang mereka lakukan sebagai 'berjalan'.
Meskipun menggunakan bahasa sehari-hari, seorang yogi pasti akan mengalami fenomena dalam pengertian sesungguhnya yang melampaui konsep-konsep ketika konsentrasinya telah cukup kuat.

Misalnya ketika berjalan, pada suatu saat dia pasti akan mengalami munculnya niat untuk melangkah, kekakuan, ketegangan atau gerakan yang terlibat, dan perubahan-perubahan yang terjadi secara terus-menerus.
Ia tidak akan menemukan suatu bentuk atau wujud yang tetap, tetapi hanya fenomena yang muncul dan lenyap dengan sendirinya. Pada waktunya, ia akan melihat tidak hanya objek yang diamati, tetapi juga batin yang mengamati itu sendiri, yang muncul bersamaan serta muncul dan lenyap dengan cepat. Jika Anda tidak percaya, cobalah. Saya yakinkan Anda, jika Anda mengikuti instruksi saya, Anda pasti akan mengalaminya sendiri.

(The discourse on Ariyavassa Sutta)


Diterjemahkan dari "An Interview with Mahasi Sayadaw" yang dikompilasi oleh Tharmanaykyaw Sayadaw.