Mahasi Sayadaw: Tidak. Saya tidak dapat memahami latihan ini selama tiga atau empat minggu setelah saya memulainya, karena saya tidak mengerahkan usaha yang cukup. Ada beberapa yogi di sini, meskipun latihan ini merupakan hal yang baru bagi mereka, namun setelah sekitar seminggu, mereka mampu mengembangkan konsentrasi dan perhatian penuh yang cukup untuk melihat ketidakkekalan, penderitaan, dan tanpa diri sampai pada taraf tertentu.
Sedangkan bagi saya, jangankan dalam empat atau lima hari, saya tidak mampu mendapatkan kemajuan yang berarti dalam latihan ini bahkan setelah sekitar satu bulan. Setelah berlatih sebulan, saya masih tidak mendapatkan kemajuan sama sekali. Hal ini dikarenakan keyakinan saya terhadap latihan ini tidak cukup kuat dan saya tidak mengerahkan usaha yang cukup. Saat itu, keragu-raguan yang disebut vicikiccha, akan menghalangi pengetahuan pandangan terang dan Magga-Phala untuk berkembang.
Jadi, sangatlah penting untuk mengatasi keraguan tersebut. Akan tetapi, saya telah membuang-buang begitu banyak waktu karena salah mengartikan keraguan-raguan sebagai suatu proses menganalisa yang bermanfaat.
Saya mengira metode ini hanyalah suatu cara yang konvensional atau konseptual dalam berlatih, dan bukan dalam arti sebenarnya bahwa seseorang mengamati objek-objek seperti berjalan, membungkuk, meregang, dsb.
Yang Mulia Sayadawji mengajari saya dengan cara seperti itu sebagai latihan dasar. Belakangan, beliau mengajarkan saya bagaimana membedakan antara batin dan jasmani, dsb. Kemudian, ketika terus melanjutkan latihan ini, saya secara spontan menyadari: "Wah, ternyata ini bukan hanya latihan dasar, tetapi memperhatikan perilaku jasmani dan batin, seperti berjalan, membungkuk, meregang, dsb. juga merupakan instruksi tingkat menengah dan lanjut. Hanya itu saja yang perlu saya amati, tidak ada yang lain.
(The discourse on Ariyavassa Sutta)
Diterjemahkan dari "An Interview with Mahasi Sayadaw" yang dikompilasi oleh Tharmanaykyaw Sayadaw.