5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Tujuh Manfaat Meditasi Vipassanā (2/2)

Tujuh Manfaat Meditasi Vipassanā

Manfaat keempat

adalah berhentinya penderitaan jasmani.

Manfaat kelima

adalah berhentinya penderitaan mental.
Penderitaan jasmani seperti rasa sakit, kaku, gatal, kesemutan, dan sebagainya dapat diatasi dengan berperhatian penuh pada saat retret meditasi dan begitu juga dalam kehidupan sehari-hari. Jika yogi memiliki beberapa pengalaman dalam latihan meditasi, yogi dapat mengatasi penderitaan mental dan jasmani dalam lingkup yang lebih besar. Jika Anda meluangkan waktu dan usaha yang cukup, Anda dapat melenyapkan penderitaan mental dan jasmani secara permanen (selamanya) ketika Anda mencapai tingkat kesucian arahat. Selama latihan meditasi, Anda dapat mengatasi rasa sakit, kaku, kesemutan, gatal, dan segala macam sensasi jasmani yang tak menyenangkan dengan mengamati sensasi tersebut secara cermat dan penuh perhatian. Oleh karena itu, yogi tak perlu takut terhadap rasa sakit, kaku, atau kesemutan karena mereka adalah “teman baikmu.” yang dapat membantu yogi mencapai nibbanā. Jika yogi mengamati rasa sakit dengan bersemangat, tepat, dan rapat, mungkin sensasi itu akan terasa lebih kuat intensitasnya. Hal itu dikarenakan yogi mengetahuinya dengan lebih jelas. Setelah yogi mengerti bahwa sensasi sakit itu tidak menyenangkan, yogi tidak akan menganggapnya sebagai bagian dari dirinya, karena sensasi tersebut dilihat hanya sebagai proses alami dari fenomena mental. Yogi tidak akan melekat pada sensasi rasa sakit sebagai ’aku’ atau ’milikku,’ atau ’seseorang’ atau ’suatu makhluk.’ Dengan cara ini, yogi dapat menghapus pandangan salah tentang diri, jiwa, sesosok orang, suatu makhluk, ’aku’ atau ’kamu.’

Jika akar dari segala macam kekotoran batin telah dihancurkan, contohnya: sakkāya-ditthi atau atta-ditthi telah dihancurkan, yogi pasti dapat mencapai jalan kesucian pertama, sotāpatti-magga. Kemudian yogi dapat melanjutkan latihan untuk mencapai tiga tingkatan dari jalan dan buah kesucian yang lebih tinggi. Itulah sebabnya saya katakan bahwa sensasi jasmani yang tak menyenangkan seperti sensasi sakit, kaku, dan kesemutan adalah “teman baikmu” yang dapat membantu yogi mencapai nibbanā. Dengan kata lain, kesemutan atau sensasi sakit ini adalah kunci pintu nibbanā. Ketika yogi merasakan sakit, yogi beruntung. Sakit adalah obyek meditasi yang sangat berharga karena dapat menarik ’batin yang mencatat’ untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama. ‘Batin yang mencatat’ dapat berkonsentrasi dengan dalam dan terserap pada sensasi sakit tersebut. Jika batin telah terserap sepenuhnya dalam sensasi sakit, yogi tidak lagi sadar akan bentuk badan atau dirinya. Ini berarti yogi merealisasi karakteristik khusus (sabhava-lakkhana) dari sensasi sakit (dukkha-vedanā). Dengan melanjutkan latihan, yogi akan dapat merealisasi karakteristik umum, ketidakkekalan, penderitaan, dan tidak ada jiwa or tidak ada diri dari fenomena mental dan jasmani. Akhirnya, hal itu akan membawa yogi ke nibbanā. Jadi yogi beruntung mendapatkan rasa sakit.

Di Burma, beberapa yogi, setelah melewati tingkat ketiga pandangan terang (sammasana-nāna), hampir sepenuhnya dapat mengatasi rasa sakit. Walaupun demikian, mereka tidak puas karena mereka tidak memiliki rasa sakit untuk diperhatikan. Oleh karena itu, mereka melipat kaki mereka di bawah badan dan menekannya guna mendapatkan rasa sakit. Mereka mencari “teman baik” yang dapat menuntun mereka menuju berhentinya penderitaan. Jika yogi merasa tidak bahagia, amatilah ketidakbahagiaan dengan penuh semangat, dengan penuh perhatian, dan dengan terus-menerus sebagai ‘tidak bahagia, tidak bahagia.’ Jika yogi merasa tertekan, tekanan mental itu harus diamati dengan berperhatian penuh dan tak kenal lelah. Bila perhatian penuh yogi menjadi kuat, ketidakbahagiaan dan tekanan mental akan sirna. Jadi, mengatasi penderitaan mental adalah keuntungan kelima dari meditasi vipassanā.

Manfaat keenam

adalah pencapaian pencerahan, jalan dan buah kesucian (magga dan phala).
Jika yogi mencurahkan usaha dan waktu yang cukup untuk berlatih meditasi vipassanā, yogi setidaknya akan mencapai jalan kesucian tingkat pertama (sotāpatti-magga). Inilah manfaat keenam dari meditasi vipassanā.

Manfaat ketujuh

adalah yogi pasti mencapai nibbāna, atau pembebasan, melalui latihan meditasi vipassanā.


Jadi, inilah ketujuh manfaat dari meditasi vipassanā yang didapat oleh yogi melalui pengalaman langsung dalam Dhamma:
  1. Pemurnian dari semua kekotoran mental.
  2. Mengatasi kesedihan dan kekhawatiran.
  3. Mengatasi ratap tangis.
  4. Berhentinya semua penderitaan jasmani.
  5. Berhentinya semua penderitaan mental.
  6. Pencapaian pencerahan.
  7. Pencapaian nibbāna.
Sang Buddha memulai Mahā Satipatthāna Sutta dengan tujuh manfaat dari meditasi vipassanā. Sehingga yogi pasti mendapatkan ketujuh manfaat di atas jika berusaha dengan gigih dalam latihannya.

Kita beruntung karena kita percaya pada Sang Buddha yang telah mencapai penerangan sempurna dan yang mengajarkan jalan yang benar, yang dapat menuntun pada berhentinya penderitaan. Tapi kita tidak boleh puas. Dalam naskah-naskah pali ada suatu perumpamaan:
Ada sebuah kolam yang dipenuhi air jernih dan ada banyak bunga teratai di dalamnya. Seorang pengembara yang tangannya kotor mengetahui bahwa jika ia mencuci tangannya di kolam itu, maka tangannya akan bersih. Walaupun ia mengetahui hal itu, ia tidak pergi ke kolam untuk mencuci tangannya, sehingga tangannya tetap kotor. Dalam cerita ini, ia melewati kolam itu dan meneruskan perjalanannya.

Dalam kitab, diajukan sebuah pertanyaan: “Jika pengembara itu tetap kotor, siapakah yang harus disalahkan, kolam itu atau pengembara itu?” Jelaslah pengembara itu. Walaupun ia mengetahui bahwa ia dapat membersihkan kotorannya di kolam, tetapi ia tidak melakukannya. Oleh karena itu, pengembaralah yang harus disalahkan. Sang Buddha mengajarkan kita cara berperhatian penuh. Jika kita tahu jalannya tetapi tidak melatih meditasi vipassanā ini, kita tidak dapat melenyapkan penderitaan. Siapakah yang harus disalahkan? Sang Buddha, meditasi vipassanā, atau diri kita sendiri? Ya, kitalah yang harus disalahkan. Jika yogi melatih meditasi vipassanā ini dengan usaha yang gigih, yogi akan dapat memurnikan dirinya dari segala kekotoran batin dan melenyapkan semua penderitaan dengan mencapai ketujuh manfaat dari latihan meditasi vipassanā.


Dikutip dari Ceramah Mengenai Meditasi Pandangan Terang oleh Sayadaw U Janakabhivamsa oleh: Andi Kusnadi.