5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Perasaan Tidak Menyenangkan Tampak Mencolok

Perasaan

"Perasaan tidak menyenangkan tampak paling mencolok bagi kita karena ketika mengalami perasaan yang menyenangkan, kita tidak mempermasalahkannya. Tetapi, ketika mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, kita tidak menyukainya dan kita menolaknya. Kita harus mengamatinya. Kita harus menembusnya. Kita harus melampauinya. Kita harus memahaminya. Ketika Anda mengamatinya, Anda akan mendapati bahwa rasa tidak menyenangkan itu tidak statis; melainkan suatu proses, dan kemudian rasa tidak menyenangkan itu akan lenyap. Tetapi, janganlah berharap ia muncul atau lenyap. Jika Anda mengharapkan, maka Anda harus menyadari batin yang mengharapkan itu. Tidak melekat, tidak menolak, tidak mengharapkan. 

"Ketika perasaan menyenangkan muncul, kita tidak mempermasalahkannya. Tetapi, ketika perasaan tidak menyenangkan muncul, kita menolaknya."

Apa pun yang muncul, lihatlah hal itu sebagaimana adanya, pada saat ini, tanpa rasa suka atau tidak suka. Jika Anda menyukainya, Anda menyuapinya dengan keserakahan; jika Anda tidak menyukainya, Anda menyuapinya dengan kebencian. Kedua cara tersebut membuat batin menjadi tidak seimbang, tidak sehat, tidak baik. Objek itu sendiri tidaklah baik maupun buruk. Batin kitalah yang memberikan warna pada objek itu - sebagai baik atau buruk. Dan kita dipengaruhi oleh hal itu dan kemudian timbul reaksi. Bersikaplah lembut terhadap segala sesuatu yang muncul. Jaga batin agar tetap dalam keadaan seimbang. Kita mengikuti jalan tengah. Tetaplah berkesadaran sepenuhnya."

 

Anagarika Munindra, from LIVING THIS LIFE FULLY by Mirka Knaster