5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Berlatih Meditasi Kesadaran: Mencuci Piring

Berlatih dalam kegiatan sehari-hari

...

Beberapa tahun kemudian, saya mulai mengorganisir retret dilandasi oleh dorongan untuk berbagi ajaran yang sangat saya kagumi ini dengan komunitas saya, dan juga karena saya ingin terus mendengarkan Dharma dan berlatih dengan guru saya. Pada waktu itu kami telah pindah ke Maui, dan saya merasa sangat senang dapat mengundang Munindraji untuk datang mengajar di tempat yang memiliki iklim yang mirip dengan negara asalnya, sehingga beliau bisa merasa nyaman di sini. Suatu kali ketika beliau tinggal selama beberapa hari di rumah kami setelah menyelesaikan retret sepuluh hari, beliau mencoba mendorong saya untuk berlatih meditasi duduk setiap pagi. Sangat sulit untuk melakukannya dengan adanya tiga orang anak ⎯ Saya menyadari bahwa saya tidak akan mampu melakukannya terus-menerus. Namun, Munindraji tidak gampang menyerah, beliau bertanya di mana saya menghabiskan sebagian besar waktu saya saat berada di rumah, dan dengan cepat saya menjawab, "Di dapur, mencuci piring." Jadi, kami pergi ke dapur, lalu beliau memberikan ceramah Dharma di dapur tentang betapa besar kebebasan dan kebahagiaan yang bisa tumbuh hanya dengan sekadar menyadari apa pun yang sedang terjadi, dan bagaimana kekuatan dari batin yang sadar tersebut akan menyingkapkan kebenaran yang dalam dan lebih dalam lagi. Munindraji berdiri di depan saya di samping bak cuci piring, dan dengan aksen India Timur-nya yang lembut, beliau memberikan instruksi berlatih kesadaran ketika mencuci piring.

Munindraji berkata, "Sadarilah secara umum bahwa Anda sedang mencuci piring, gerakan tangan, hangat atau dinginnya air, mengambil piring, menyabuni, membilasnya, dan meletakkannya. Tidak ada hal lain yang terjadi pada saat ini⎯ hanya mencuci piring saja." Kemudian beliau menyuruh untuk merasakan postur tubuh saya, atau hanya sekadar memperhatikan bahwa proses melihat sedang terjadi. Munindraji berkata saya tidak perlu bergerak secara perlahan-lahan, atau mengamati segala sesuatu dari saat ke saat, tetapi saya harus memiliki kesadaran umum terhadap apa pun yang terjadi saat saya mencuci piring. "Hanya mencuci piring saja."
"Sadarilah secara umum Anda sedang mencuci piring, gerakan tubuh, sensasi; rasakan postur tubuh, atau sekadar ketahui bahwa Anda sedang melihat."
Jadi saya melanjutkannya, hanya mencuci piring saja. Sesekali Munindraji akan bertanya,"Apa yang sedang terjadi sekarang?" Ketika saya menjawab, "Sekarang saya khawatir tentang membayar angsuran rumah," Beliau akan memberi petunjuk lebih lanjut, "Perhatikan saja 'khawatir' itu, lalu alihkan perhatian kembali pada mencuci piring." Ketika saya berkata,"Saya sedang merencanakan apa yang akan saya masak untuk makan malam nanti." Beliau menimpali,"Perhatikan saja 'merencanakan' itu, karena itulah yang hadir pada saat ini, dan kemudian kembalilah pada kegiatan mencuci piring."

Meskipun kami berada di dapur, Munindraji memberikan instruksi-instruksi tersebut dengan serius, sama seperti ketika beliau mengajar retret formal. Menarik hikmah dari ketulusannya, saya berlatih dengan sungguh-sungguh saat saya berkali-kali mencuci piring dalam sehari. Melakukan tugas rutin ini dengan penuh kesadaran telah membantu saya untuk menyadari dan mengalami banyak hal secara lebih jelas: sensasi jasmani yang berubah-ubah, mengalirnya pikiran dan perasaan, serta lingkungan di sekeliling saya terasa menjadi lebih hidup. Ini menjadi latihan yang kokoh dalam mengembalikan kesadaran ke niat awal saya, kesederhanaan dari apa yang saya lakukan pada saat itu. Hal ini membantu menyatukan atau memfokuskan batin saya agar tidak terpencar-pencar. Untuk melakukan hal ini, saya harus mengembangkan lebih banyak ketekunan, kesabaran, kerendahan hati, niat yang jelas, kejujuran pada diri sendiri, dan masih banyak lagi. Semua ini bukanlah hal yang sepele. Dan ini hanya dari mencuci piring saja! Jadi, hari demi hari, piring demi piring, ada begitu banyak pelatihan batin yang dapat dilakukan. Sukacita yang dihasilkan sebagai akibat dari lebih sadar akan kehidupan merupakan anugerah yang langka di dunia ini.

...

Belakangan, ketika saya bisa mengikuti retret selama sebulan atau lebih, kekuatan yang dihasilkan dari berlatih di rumah selama bertahun-tahun itu benar-benar terbukti. Karena telah terbiasa menghadirkan kesadaran pada setiap aktivitas, apakah itu mengikat tali sepatu, membuka pintu, makan, atau duduk di atas bantal meditasi, menjadikan latihan meditasi saya menjadi nyaman dan mengalir selama retret panjang tersebut. Kontinuitas tanpa henti dari latihan kesadaran sepanjang hari menghasilkan konsentrasi yang kuat, yang sangat penting untuk membuka batin. Saya sangat bersyukur atas bimbingan Munindraji yang sederhana namun dampaknya begitu mendalam.


Dikutip dari In the Kitchen, Washing Dishes, oleh Kamala Masters

Lihat juga: