5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Apa yang Akan Terjadi Berikutnya Jika Yogi Terus Mengamati Secara Terus-Menerus?

Mengamati Secara Terus-Menerus

Namun demikian, seseorang tidak boleh puas hanya dengan mengetahui sebanyak ini. Ia harus tetap mengamati secara terus-menerus. Ketika ia melihat fenomena lenyap secara cepat dengan setiap pencatatan dengan cara seperti ini, ia mungkin berpikir hal tersebut menakutkan. Ini adalah bhayañana. Setelah melihat fenomena sebagai sesuatu yang menakutkan, ia mungkin akan melihat fenomena tersebut hanya sebagai sesuatu yang cacat, sebagai sesuatu yang tidak bagus. Ini adalah ādīnavañana. Setelah melihat kecacatan itu, ia tidak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga, ia tidak lagi menikmatinya. Ini adalah nibbidāñana.

Setelah yogi tidak lagi melihatnya sebagai sesuatu yang berharga, ia ingin mencampakkan jasmani dan batinnya dan tidak ingin mempertahankannya. Ini adalah mucintukamyatāñana. Setelah ingin mencampakkan jasmani dan batin, ia harus kembali mengamati secara terus-menerus sehingga mampu mencampakkan jasmani dan batin. Ini adalah paṭisankhāñana. Ketika pengamatan ulang yogi menjadi baik, tanpa mengerahkan usaha khusus, perhatian penuh muncul dengan momentum yang tidak menurun. Pada awalnya, yogi hanya perlu berusaha untuk mengamati empat, lima, sepuluh kali. Setelah itu, objek-objek yang dicatat muncul dengan sendirinya. Aksi mengetahui objek-objek itu juga terjadi dengan sendirinya. Seolah-olah yogi hanya sekedar duduk saja, ini sangatlah menyenangkan.


Dikutip dari ceramah oleh Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 5), 25 April 2021.