5Wbqwau2kOV5juVOA2hBfHMJlvj5fbu4dzeTiTvH
Bookmark

Seberapa Pentingnya Berlatih (2C)

Seberapa Pentingnya Berlatih 2c

Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (2C)

Mengapa YM. Mahāsi Sayadaw menginstruksikan para yogi untuk memperhatikan perut dan mengamati gerak kembung-kempisnya?

Meditator yang berlatih vipassanā dapat memulai dengan mengamati fenomena materi yang tampak jelas di mana pun di seluruh tubuh. Menurut instruksi "Nisinno va nisinnomīti pajānāti," seseorang dapat mengamati kekakuan tubuh fisik yang sedang duduk sebagai "duduk, duduk." Namun, jika ia hanya mengamati satu objek duduk saja untuk waktu yang lama, karena ia tidak harus memberikan banyak perhatian, maka energi (vīriya) bisa mengendur.

Oleh karena itu, YM. Mahāsi Sayadaw menginstruksikan para yogi untuk memulai dengan mengamati kekakuan dan gerakan pada perut. YM. Mahāsi Sayadaw menginstruksikan bahwa ketika perut mengembang, seseorang harus mencatat dan mengamati " kembung", dan ketika mengempis, ia harus mencatat "kempis". Ada banyak orang, lebih dari ratusan bahkan ribuan, yang telah berlatih mengikuti instruksi ini, memperoleh konsentrasi dalam waktu singkat, dan mengalami pengetahuan pandangan terang khusus dan Dhamma yang sesuai dengan kitab suci.

Bagaimana unsur angin tampak jelas ketika mengamati perut?

Perhatian harus diarahkan ke perut. Setiap kali menarik napas, seseorang akan merasakan perutnya mengembang dan bergerak naik ke atas. Ini adalah kekakuan, ketegangan, dorongan, dan getaran yang merupakan unsur angin yang dengan jelas mucul. Setiap kali seseorang menghembuskan napas, ia akan merasakan perutnya mengempis dan bergerak turun. Ini juga merupakan perwujudan nyata dari unsur angin yang mengendur dan bergerak.

Bagaimana caranya mengamati perut?

Seseorang harus mencatat dan mengamatinya sebagai "kembung" ketika perut mengembang, dan "kempis", ketika perut mengempis. Menggunakan bahasa sehari-hari dalam bermeditasi seperti ini adalah sesuai dengan metode yang diajarkan oleh Sang Buddha, seperti yang dikatakan "gacchāmītti pajānāti" - seseorang mengetahui berjalan sebagai "berjalan".

Apa yang akan diketahui para yogi ketika mengamati "berjalan" dengan menggunakan bahasa sehari-hari?

Di sini, dengan mengamati "berjalan" dengan menggunakan bahasa sehari-hari, seorang yogi dapat mengetahui kekakuan, ketegangan, dan gerakan unsur angin serta kehendak mental untuk berjalan. Kitab-kitab komentar menerangkan: "Gacchāmīti cittaṁ uppajjati, taṁ vayam janeti." Kehendak mental untuk berjalan muncul terlebih dahulu. Kesadaran ini menyebabkan unsur angin jasmani muncul. Sekarang, para yogi yang sedang berlatih meditasi dapat mengenali penjelasan ini melalui pengalaman pribadi mereka sendiri.

Apa hal utama yang perlu diketahui oleh para yogi?

Ketika perut mengembang, seseorang harus mencatatnya sebagai "kembung". Ketika perut mengempis, ia harus mencatatnya sebagai "kempis". Ia tidak perlu mengucapkan "kembung, kempis" dengan lantang secara lisan. Ia hanya perlu mengamati dan mengetahui secara mental. Mengucapkan label-label tersebut bukanlah hal yang utama. Hal yang utama adalah mengetahui sifat alamiah dari apa yang sesungguhnya muncul. Oleh karena itu, ketika mencatat dan mengamati "kembung", ia harus mengetahui secara berkesinambungan dari awal gerakan kembung hingga akhir. Demikian juga ketika mencatat dan mengamati "kempis", ia harus mengetahui secara berkesinambungan sampai akhir dari gerakan mengempis itu. Ketika konsentrasi menjadi kuat dengan cara pencatatan seperti ini, ia akan secara otomatis menyadari kekakuan, dorongan, pengenduran, dan getaran dengan jelas.

Apa yang harus diamati oleh para yogi secara terus-menerus?

Ketika duduk dengan tenang, gerakan kembung dan kempis adalah yang paling jelas. Oleh karena itu, yogi hanya perlu mengamati "kembung" dan "kempis" saja, hanya dua hal ini. Ketika gerakan kembung berakhir, gerakan kempis dimulai; ketika kempis berakhir, kembung dimulai. Tidak ada waktu bagi yogi untuk beristirahat. Ia harus mengamati secara terus-menerus.


Saya akan mengakhiri ceramah Dhamma sampai di sini. Sebelum menutup ceramah Dhamma kali ini, marilah kita mengulang kembali tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan dari YM. Mahasi Sayadaw yang telah disebutkan di awal.

1. Katakanlah seseorang telah berlatih meditasi. Akan tetapi, apabila ia tidak mampu melepaskan ketidakbahagiaan dan kekecewaan batin setelah mencatat dan mengamatinya, maka latihan meditasi orang tersebut belumlah matang. Kita harus menggarisbawahi bahwa dalam diri orang ini, kekuatan ketahanan Dhamma-nya belumlah sempurna.

2. Apabila seseorang dapat bertahan ketika menghadapi sebab-sebab dan berbagai bahaya yang bertentangan, kendati menghadapi objek-objek yang membangkitkan nafsu, jika nafsu jelas-jelas tidak muncul; meskipun menghadapi objek-objek yang membangkitkan kebencian, jika kebencian jelas-jelas tidak muncul; meskipun menghadapi objek-objek yang membangkitkan kesedihan, jika kesedihan jelas-jelas tidak muncul, maka kita dapat memuji orang ini sebagai orang yang mempunyai kemampuan untuk bersabar/bertahan.

3. Seseorang tidak perlu mengucapkan "kembung, kempis" dengan lantang secara lisan. Ia hanya perlu mengamati dan mengetahui secara mental. Mengucapkan label-label tersebut bukanlah hal yang utama. Hal yang utama adalah mengetahui sifat alamiah dari apa yang sebenarnya muncul.

Sādhu.... sādhu.... sādhu.....

 
Diterjemahkan dari ceramah oleh Tharmanaykyaw Sayadaw, Seberapa Pentingnya Berlatih Meditasi Satipaṭṭhāna Vipassanā? (Bagian 2)